Monday 5 October 2009


Berbicaralah Sebanyak Mungkin Kepada Hati

Oleh: Mohd. Yusuf Hasibuan

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صلى الله عليه وسلم: مِنْ حُسْنِ إِسْلاَمِ الْمَرْءِ تَرْكُهُ مَا لاَ يَعْنِيْهِ [حديث حسن رواه الترمذي وغيره هكذا]

Dari Abu Hurairah radhiallahunhu dia berkata : Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda : Merupakan tanda baiknya Islam seseorang, dia meninggalkan sesuatu yang tidak berguna baginya . (HR Turmuzi dan lainnya)

عَنْ أَبِي مُحَمَّدٍ الْحَسَنُ بْنُ عَلِي بْنِ أبِي طَالِبٍ سِبْطِ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَرَيْحَانَتِهِ رَضِيَ الله عَنْهُمَا قَالَ : حَفِظْتُ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؛ دَعْ مَا يَرِيْبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيْبُكَ . [رواه الترمذي وقال : حديث حسن صحيح]

Dari Abu Muhammad Al Hasan bin Ali bin Abi Thalib, cucu Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam dan kesayangannya dia berkata : Saya menghafal dari Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam (sabdanya): Tinggalkanlah apa yang meragukanmu kepada apa yang tidak meragukanmu. (HR Turmuzi dan dia berkata: Haditsnya hasan shoheh)

Memang sangat mudah mengatakan kepada orang lain "kalau ada masalah lapor aja kepada Allah SWT padahal kita tidak mengetahui bahwasanya ia (orang yang sedang menjalani masalah) sangat berat untuk mengungkapkan masalahnya dan ia merasa bahwasanya semua menjadi beban. Lalu solusi seperti ini ia harus mencari dimana? Untuk mengatasi dampak-dampak seperti ini kita harus mengembalikan “ruh” kita dengan melaksanakan shalat tahajjud dengan khusuk atau berjalan-jalan kerumah yang memiliki semangat dan berkonsultasi atau curhat ke teman yang dipercayai tapi memang lebih baik dan sangat dianjurkan agama adalah curhat kepada Allah SWT. Kebanyakan orang-orang dizaman sekaran ini merasa gamang untuk menghadapi masa depan mereka padahal didalam rintanga yang dihadapai adalah modal untuk menghadapi masa atau sebuah bibit yang sedang ditanam dan tinggal menunggu tumbuh dimasa yang akan datang. Memang tidak semua orang terlalu paham apa yang aka terjadi dimasa yang akan datang, apakah mereka akan bahagia atau malah sebaliknya ? terkadang ada juga yang berpikir negatif untuk menghadapi masa depan aku ikuti arus aja. Itulah ucapan yang terlontar dari bibir mereka, sehingga kemana arus mengarah kesanalaha mereka pergi. Berarti orang-orang seperti ini menjalani kehidupan sangat sederhana dan bisa dikatakan ringan karena ia mudah terbawa oleh arus, sedangkan sesuatu yang berat maka akan susah untuk dibawa arus. Tapi sebagian manusia lagi tidak merasa seperti ini malah berusah sekuat tenaga agar masa depannya cemerlang dan tidak ketinggalan seperti orang lain. Dengan menggungakan ribuan sistem dan cara untuk menggapai masa depan yang telah diimpikan. lalu apakah masa depan itu sebenarnya didalam kerhidupan manusia ? apakah ia memang sebuah tujuan yang harus dijalani oleh semua manusia ? maka untuk menjawab ini semua tergantung apa yang telah terdetik didalam hati kita. Maka berbicaralah sebanyak mungkin kepada “Raja” kita sebuah gumpalan darah yaitu Qolbun. Sehingga kita merasa mudah untuk menjalani kehidupan kita. Tidak pernah mengeluh kepada Ilahi dan tidak akan merasakan kesulitan apabila hati kita jadikan sebagai sandaran hidup. Maka semenjak ratusan tahun Nabi kita Muhammad Saw telah bersabda dan mengingatkan kita sebagai berikut:

عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيْرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا قَالَ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّ الْحَلاَلَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ وَبَيْنَهُمَا أُمُوْرٌ مُشْتَبِهَاتٌ لاَ يَعْلَمُهُنَّ كَثِيْرٌ مِنَ النَّاسِ، فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدْ اسْتَبْرَأَ لِدِيْنِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعىَ حَوْلَ الْحِمَى يُوْشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيْهِ، أَلاَ وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى أَلاَ وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ أَلاَ وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ أَلاَ وَهِيَ الْقَلْبُ [رواه البخاري ومسلم]

Dari Abu Abdillah Nu’man bin Basyir radhiallahuanhu dia berkata: Saya mendengar Rasulullah Shallallahu’alaihi wasallam bersabda: Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar) yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka siapa yang takut terhadap syubhat berarti dia telah menyelamatkan agama dan kehormatannya. Dan siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat, maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya disekitar (ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan dan larangan Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh; ketahuilah bahwa dia adalah hati (HR. Bukhori dan Muslim)

No comments: