Sunday 25 October 2009


‘Ilmu’ Nyawa Kehidupan
Oleh: Mohd. Yusuf Hasibuan



"Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (Surat: Az-Zumar, Ayat: 9)

Ilmu merupakan kebutuhan dan pondasi dasar yang harus dimiliki oleh setiap manusia, tak terkecuali baik yang mengabdi di pemerintahan maupun di masyarakat. Ilmu bukan saja sebagai pondasi dasar dalam kehidupan, melainkan juga sebagai alat untuk mencapai kedudukan yang lebih mulia dan dihormati oleh masyarakat. Penulis sendiri mengibaratkan ilmu bagaikan warna-warna kemuliaan, yang akan menyelimuti kehidupan manusia menuju kearah yang lebih baik.

Sejak dahulu hingga abad ke 21 ini, intelektual memiliki tempat yang khusus dalam kehidupan manusia, bahkan ia menjadi sasaran utama setiap lembaga yang ada. Seorang pengusaha yang memiliki banyak modal pasti ia sangat memerlukan seseorang yang berintelektual tinggi untuk mengelola perusahanya. Maka sangat wajar jika seseorang yang tidak memiliki ilmu akan merasakan kesusahan dalam menjalani kehidupan dan menghadapi pemasalahan yang ada.

Imam Ali ra. Berkomentar tentang pentingnya ilmu pengetahuan, ia mengatakan kepada Kamil "Hai Kamil, sesungguhnya ilmu lebih baik dari pada harta, karena ilmu yang akan menjagamu dari segala masalah sedangkan harta, ia yang akan kamu jaga. Ilmu adalah yang akan membelamumu sedangkan harta, kamu yang akan membelanya kelak. Harta bisa berkurang sedangkan ilmu ia akan bertambah jika kamu mengajarkannya." Dan Imam Ali ra juga berkata " tiada kemuliaan kecuali bagi orang-orang yang berilmu pengetahuan, sesungguhnya mereka dalam hidayah Allah SWT, ilmu pengetahuan akan menghiasi kehidupan seseorang. Orang-orang bodoh merupakan musuh bagi orang-orang pintar. Maka beramalah dengan ilmu niscaya kamu akan hidup abadi, semua manusia akan mati kecuali orang-orang yang berilmu, ia akan hidup selamanya"

Imam Syafi'I mengatakan "barang siapa yang memiliki ilmu meskipun ia hidup didalam kemiskinan niscaya ia aka merasakan kebahagiaan"
Khalifah Umar bin Khattab mengatakan "Hai manusia hendaknyalah kamu memiliki ilmu pengetahuan. Sesungguhnya Allah SWT mencintai orang-orang yang berilmu, maka barang siapa yang menuntut ilmu niscaya Allah SWT akan memberinya pakaian kemuliaan"

Zubair bin Abu Bakar berkata "ayahku memberikan pesan kepadaku dengan selembar kertas yang isinya: wahai anakku, hendaklah engkau memiliki ilmu. Jikalau kamu nanti didalam keadaan susah ialah yang akan menemanimu dalam mencari harta, jikalau engkau memiliki harta yang banyak maka ilmu menjadi hiasan bagimu."

Lukman Hakim berwasiat kepada anaknya "Hai anakku, dekatilah ulama-ulama dan pelajarilah ilmu-ilmu dari mereka. Sesungguhnya Allah SWT menghidupkan cahaya hati manusia dengan cahaya ilmu, sebagaimana matahari, bulan dan bintang menyinari bumi."
Fathu al-Maushuli mengatakan "bukankah seseorang yang sakit memerlukan makanan dan obat-obatan, apabila ia tidak memakannya maka ia akan meninggal ? mereka menjawab "ia" maka sang guru memberikan nasehat "begitu jualah dengan hati, apabila ia tidak membaca dan mencari ilmu selama tiga hari maka cahayanya akan mati."
Dari perkataan-perkataan sahabat dan para ulama diatas, ilmu menjadi tujuan utama yang harus kita peroleh dan kita amalkan. Karena berapa banyak orang yang telah berhasil meraih keistimewan hanya dengan ilmu pengetahuan dan berapa banyak orang yang telah terlantar hanya tidak memiliki ilmu. Memang setiap manusia pasti memiliki kelebihan dan keistimewaan, baik di bidang keseniaan maupun di bidang sosiologi dan politik. Semua keistimewaan tersebut hanya dapat diraih dan diperoleh dengan mahkota ilmu pengetahuan yang sesuai dengan bidangnya masing-masing. Maka marilah kita raih mahkota ilmu pengetahuan dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT dan berusaha untuk mencintai ilmu-ilmu pengetahuan, dan memulai segala sesuatu dari dalam diri kita dengan mengamalkan ilmu pengetahuan. Agar kita tidak terjerat dalam penjara kemunafikan dan kedustaan . Sebagaimana firman Allah SWT yang artinya "apakah kamu menyuruh manusia kepada kebaikan dan melupakan dirimu" (Surat: al-Baqarah Ayat: 44) dan dalam syair arab mengatakan "janganlah menyuruh seseorang kepada sesuatu yang positif, kemudian kamu melupakan diri kamu, maka amat hina dirimu jika kamu melakukannya" oleh karena itu marilah kita terlebih dahulu memberikan tauladan yang baik kepada orang lain, sebelum kita mengajak mereka kepada kebaikan.

Maka saya sebagai penulis mengajak seluruh Masisir dan diri saya khususnya untuk selalu mengintropeksi diri dalam menuntut ilmu. Karena segala permasalahan yang ada di muka bumi ini akan mudah diselesaikan dengan ilmu pengetahuan. Dan mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang berintelektual tinggi. Amin.

No comments: