Thursday 22 October 2009















Kontribusi-Kontribusi Para Sahabat Terhadap Agama Islam

Oleh: Mohd. Yusuf Hasibuan

A. Prolog

Tidak ada keraguan lagi didalam kehidupan kita ini, tentang sejarah islam dan kemajuannya. Semuanya telah tertata dengan baik dan termaktub dengan teratur dan tersusun melalui periwat-periwayat yang terpercaya. Maka sangat wajar jikalau ilmu sejarah merupakan salah satu ‘obat” penyemangat didalam kehidupan manusia. Dan perlu kita ketahui sebagaimana yang tertulis didalam buku Majâ Qaddama al-Muslimûn Li al-‘Alam Ishâmâti al-Muslimîna Fi al-Hadhârah, karangan Dr. Rajib as-Sirjani. Yang menyatakan “bahwasanya sejarah telah lahir sebagaimana lahirnya manusia kemuka bumi ini. Sejarah tidak pernah lepas dari kehidupan manusia dan tidak akan bisa dihindari oleh siapapun.” Ibnu Khaldun mengatakan “bahwasanya sejarah merupakan kesenian umat yang akan menerangi atau menggelapi kehidupan.” Maka dari itu goreskanlah tinta-tinta sejarah kita dengan sebuah memori yang diridhai oleh Allah Swt.

Sesungguhnya sejarah para sahabat telah memberikan inspirasi-inspirasi “berlian” dan pelajaran bagi kita khususnya umat islam dimuka bumi ini. Apalagi perjuangan dan kontribusi kontribusi mereka terhadap agama. Baik yang bersifat dhahir seperti pembuatan kalender hijriyah maupun yang bersifat bathin seperti ketaatan mereka kepada Allah Swt. Sehingga membuat hati kita merasa malu dan ingin melaksanakan ibadah sebagaimana mereka laksanakan. Didalam makalah yang singkat ini saya hanya bisa menceritakan kontribusi-kontribusi sebagian sahabat saja. Karena masih ada sebagian sahabat lagi yang telah mengkontribusikan perjuangannya dibidang keilmuan lainnya seperti syair dan penyusunan al-Quran dll.

Oleh karena itu kita sebagai Mahasiswa al-Azhar harus ada usaha-usaha yang mesti kita lahirkan dan munculkan didalam kehidupan ini. Meskipun umur kita masih muda itu bukanlah menjadi sebuah ukuran didalam meraih kesuksesan. Karena Damon weaverpun seorang anak kecil yang berasal dari Amerika Serikat, ia telah mampu menghasilkan karya-karya emasnya, yaitu dapat mewawancarai tokoh-tokoh dunia termasuk presiden Amerika Serikat Barak Obama. Begitu juga kisah seoarang anak bangsa Indonesia, yang mendapat penghormatan dan penghargaan dari kick andi shaw. Karena ia telah menerbitkan tiga buah buku. Lalu bagaimana dengan kita dan saya pribadi khususnya? kita telah lama menginjakkan kaki dimuka bumi Allah Swt, bahkan ratusan kilometer dan ribuan langkah telah kita tempuh. Namun tak satu bekaspun yang telah kita tinggalkan dan tak satu karyapun yang telah kita hasilkan, atau yang dapat memberikan sebuah memori kepada orang lain. Karena sebuah karya merupakan sebuah “nyawa” yang akan hidup menemani anak-cucu kelak dan karya juga bisa menjadi sebuah “Magnet” penarik semangat bagi kehidupan kita serta akan menjadi sebuah “bibit” motivasi bagi orang lain. Maka barang siapa yang hidupnya ingin dikenang oleh orang lain, maka berbuat baiklah sebanyak mungkin. Dan ingatlah bahwasanya seseorang yang ingin menghancurkan batu yang sangat besar, ia membutuhkan tenaga yang banyak. Maka tatkala ia memukul batu yang ingin dihancurkan. Ia memukulnya dengan sekuat tenaga sampai 60 kali pukulan, namun batu yang ingin dihancurkan tetap saja keras. Sehingga ia harus memukul yang ke 61 kali agar batu tersebut hancur. Nah yang harus kita teladani dari kisah ini adalah pecahnya batu tadi bukan karena pukulan yang ke 61, namun karena hasil gabungan pukulan-pukulan yang ada. Begitu jualah kesuksesan yang selalu kita mimpi-mimpikan. Ia tidak akan datang kalau tidak ada usaha-usaha dari dasar. Lalu kami sebagai pemakalah, mengajak sahabat-sahabat semua agar mengembalikan semangat untuk meraih kesuksesan dengan mempelajari sejarah dan mempelajari konstribusi-kontribusi para sahabat terhadap islam. Sehingga kita terpacu dan terpancing untuk melakukan yang lebih banyak lagi untuk agama islam. Karena sejarah masa lalu merupakan “batre” untuk menghadapi kehidupan masa yang akan datang.

B. Khalifah Umar bin Khattab Sebagai Pemacu Dalam Pembuatan Kalender Hijriyah

Kehidupan khalifah Umar bin Khattab ra. sangat memukau umat islam. Ia bukan hanya sebagai seorang khalifah yang adil, melainkan ia juga seorang sahabat yang sangat cinta kepada islam. padahal ia adalah seorang sahabat yang baru menyentuh islam saat mendengar bacaan adiknya Fatimah Binti Khattab tentang surat thaha. Pada awalnya ia hanya mendengar tentang keislaman adeknya Fatimah Binti Khattab dan suaminya Sa’id Bin zaid bin Amru bin Nufail dari mulut orang lain. Maka ia ingin membuktikannya langsung dengan mata kepalanya, kemudian khalifah Umar bin Khattab berangkat menuju rumah mereka dengan wajah yang seram dan bingas. Ketika melangkah ketempat kediaman adeknya ia merasa geram melihat kelakuan mereka berdua. Iapun tak sungkan-sungkan memberikan tamparan kewajah suami adeknya, namun dihalangi oleh adeknya. Sehingga tamparan Umar mengenai pipi adeknya. Kemudian adeknya berkata: hai musuh Allah Swt apakah engkau memukulku saat aku mengingat Allah Swt ? iya kata Umar, kalau memang itu maumu, maka lakukanlah sesuka hatimu. Aku akan tetap menjalankan perintah Allah Swt dan bersaksi kepadaNya bahwasanya tiada tuhan selain Allah Swt dan nabi Muhammad utusan Allah Swt. Karena kami telah memeluk agama islam. Maka Umar Bin Khattab pada saat itu merasa kesal dan marah, seraya berkata: berikan kepadaku Kitab Al-Quran itu, maka akan kubaca. Kemudian adeknya menjawab: aku tidak akan mengasinya kepadamu karena kamu dalam keadaan tidak suci. Sebagaimana firman Allah Swt yang artinya “tidak dibolehkan menyentuh Al-Quran kecuali orang-orang yang suci” dan adeknya menyuruh Umar Bin Khattab untuk menyucikan diri. Kemudian Umar Bin Khattab membaca surat Thaha dari ayat pertama sampai kedelapan, lalu tersentuh hatinya dan penyesalanpun tiba. Maka dilanjutkannya bacaan sampai kepada ayat enam belas. Lalu ia berkata: bagi siapa yang membaca ayat ini maka diwajibkan baginya untuk bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah Swt. Maka ia memanggil adeknya dan meminta untuk diantarkan ketempat Nabi Muhammad Saw. Keislaman khalifah Umar Bin Khattab membuat islam semakin kuat, Karena ia merupakan “pelita” islam yang dapat menyinari dakwah islam dengan terang-terangan. Yang mana sebelum ia masuk islam, dakwah islam dilaksanakan dengan sembunyi-sembunyi. Namun semua ini tak lepas dari doa Nabi Muhammad Saw yang isinya “ Ya Allah ya tuhan kami muliakanlah agama islam dengan dua orang yaitu Abu Jahal dan Umar bin Khattab” dan Rasulullah Saw lebih mengharapkan keislaman khalifah Umar Bin Khattab dari pada Abu Jahal .

Khalifah Umar bin Khattab adalah seorang sahabat yang pertama kali mencetuskan kalender islam yaitu tahun hijriah. Suatu riwayat yang dikabarkan oleh Maimun bin Mihran berkata: “seorang sahabat melapor kepada khalifah Umar bin Khattab tentang dokumen. Khalifah Umar berkata hai sya’ban, apakah dokumen ini berisi tentang masa lalu, masa yang akan datang atau dokumen ini menceritakan kisah kita sekarang ? maka khalifah Umar mengumpulkan para sahabat. Kemudian ia berkata: berilah tanda-tanda bagi manusia agar mudah diingat dan bisa menjadi sebuah rujukan! kemudian salah seorang sahabat berkomentar: bagaimana jikalau kita mengikuti pembuatan tanggal orang-orang roma. Maka dijawab salah seorang sahabat lagi: jikalau kita mengikuti cara penanggalan orang-orang roma, sesungguhnya mereka menuliskan tanggal semenjak masa Alexandria, maka amat sulit untuk menyusunnya karena sudah lama telah berlalu. Lalu salah seorang sahabat lagi mengajukan usulan. Bagaimana jikalau kita mengikuti pembuatan tanggal seperti orang-orang persia, kemudian dijawab oleh seseorang sahabat: mengikuti cara pembuatan tanggal orang-orang Persia, membuat kita akan jauh lebih bingung lagi. Karena mereka setiap pergantian kepemimpinan, berganti pulalah tanggal yang digunakan. Maka khalifah Umar bin Khattab mengumpulkan seluruh pendapat para sahabat sehingga mengambil kesimpulan bahwasanya tanggal didalam islam dimulai semenjak hijrahnya Rasulullah dari mekkah ke madinah.”

Dan didalam hadist yang lain, diriwayatkan dari Utsman Bin Ubaidillah, ia mendengar dari Sa’id bin al-Musayyab berkata: bahwasanya khalifah Umar bin khattab mengumpulkan kaum Muhajirin dan Anshar, dan berkata: kapan kita menuliskan tanggal didalam islam ? maka Ali bin Abi Thalib Menjawab: penulisannya kita mulai semenjak Rasulullah hijrah dari bumi syirik (mekah) menuju Madinah. Kemudian khalifah Umar bin Khattab menyetujuinya. Ibnu al-Musayyab berkata bahwasanya orang yang pertama kali menyusun tanggal didalam islam adalah khalifah Umar bin Khattab setelah menjabat sebagai khalifah selama dua tahun setengah. Didalam riwayat lain imam Ibnu Hajar berpendapat bahwasanya awal mula tanggal hijriyah lahir pada bulan Muharram yang mana pada waktu itu para sahabat berhijrah dari mekkah ke madinah, bukan pada bulan Rabi’ul Awal yang mana telah berakhirnya hijrah Rasulullah dan para sahabat. Dan sesungguhnya alasan para sahabat menetapkan pada awal muharram karena empat alasan, yang pertama tanggal lahirnya Rasulullah Saw, kedua: tanggal dibai’atnya Rasulullah, ketiga: hijrahnya para sahabat bersama Rasulullah Saw. Dan yang keempat: tanggal wafatnya Rasulullah Saw pada bulan Muharram. Meskipun masih ada perdebatan panjang tentang tanggal wafatnya Rasulullah. Maka akhirnya penetapan tahun Hijriyah disepakati oleh para sahabat dan penghitungan semenjak bulan muharram.

Memang setiap masalah pasti ada perbedaan-perbedaan pendapat diantara para ulama. Seperti kejadian didalam penetapan tahun Hijriyah, masih ada perselisihan diantara sahabat. Ini merupkan fitrah bagi manusia dan kreatifitas dalam mengelola sesuatu dengan pondasi al-Quran dan Sunnah. Maka didalam penetapan tanggal Sebagian sahabat (yang diriwayatkan oleh Hakim) masih ada yang mengatakan bahwasanya tanggal Hijriyah telah dimulai semenjak zaman Rasulullah Saw, yaitu berawal pada bulan Rabi’ul Awal. Namun hadits ini ternyata Mu’dhal, maka yang lebih Rajih adalah penetapan tahun Hijriyah pada masa Khalifah Umar bin khattab. Dan alasan para sahabat dalam menetapkan tanggal Hijriyah selain dari pada penyusunan dokumen, yaitu dari firman Allah Swt “"لمسجد أسس علي التقوى من أول يوم
Kalimat Min Awwali Yaum disini sebagai dasar pembuatan tanggal islam, yang menunjukkan tentang awal mulanya hari atau zaman kemuliaan islam. Dan pada saat itu adalah awal mulanya dibangunnya mesjid dikota madinah.

Dalil-dalilnya yang lain dari ayat al-Quran yaitu
“Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu).” (QS. 10:5)

“Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi.” (QS. 9:36)

C. Khalifah Mu’awiyyah Penggagas Armada Laut

Pada masa kepemimpinan khalifah Mu’awiyyah perhatian terhadap tentara dan pasukan menjadi tombol utama didalam mengibarkan bendera islam. Sehingga masa kepemimpinannya wilayah islam sangat luas. Ia telah membangun tempat-tempat khusus dan memberikan gaji yang maksimal bagi pasukannya, sebagaimana yang telah dilakukan oleh khalifah Umar bin Khattab. Maka pada saat Khalifah mu’awiyyah ingin mengembangkan sayap kekuasaannya menjadi lebih mudah dan lebih cepat, serta membuat kekuasaannya yang lebih lama lagi dibawah kepemimpinannya. untuk mencapai semua itu, ia mengambil inisiatif-inisiatif yang cemerlang seperti pembuatan kapal perang yang berkualitas tinggi. sehingga ketika menghadapi musuh-musuh islam akan lebih mudah lagi. Pada tanggal 54 H ia memerintahkan Musallamah bin Mukhallid al-Ansyari untuk membangun kantor khusus pembuatan kapal-kapal perang didaerah mesir yaitu dipulau Raudhah. Inilah salah satu strategi “emas” khalifah Mu’awiyyah dalam menaklukan lawannya. Maka ia memanggil orang-orang Mesir dan Syam yang paling pintar dalam pembuatan kapal-kapal perang. Strategi ini telah lama ia bayangkan untuk diwujudkan, dan ia sangat berharap agar mimpi-mimpinya dahulu secepatnya dilaksanakan. Sehingga kemenangan dan kejayaan akan berada dibawah kepemimpinannya. Maka kapal-kapal perang tersebut mereka buat dari kayu-kayu yang kuat. Pembuatan kapal didaerah Syam terbuat dari kayu yang mirip dengan batang kurma dan pohon juniper serta digabungkan dengan batang pohon eer. Maka jadilah kapal yang tangguh siap melawan arus terjang peluru-peluru musuh. Sedangkan didaerah Mesir, kapal-kapal perang tersebut terbuat dari pohon sikamore (jenis pohon yang rindang) dan pohon labakh yang mirip dengan pohon-pohon sirih, serta digabungkan dengan pohon doum (nama pohon yang biasa digunakan untuk mendayung dan pohon ini juga hanya tumbuh ditempat yang tandus) yang akan melapisi kayu-kayu yang telah terbentuk. Apalagi tali kapal perang tersebut terbuat dari tanaman Duks. Maka untuk memperkuat pertahanan kapal, para ilmuan juga melapisi kapal perang dengan besi-besi yang berasal dari daerah Yaman, Mesir, dan Syam. Kemudian dikombinasikan menjadi satu unsur, yang akan mendempul atau memakal lubang-lubang yang menjadi sasaran peluru. Maka jadilah kapal-kapal perang yang sangat istimewa dan bergengsi pada masa itu. Sehingga pada saat orang-orang roma hendak menyerang Daulah Umayyah dengan 500 kapal, mereka tak sanggup untuk menaklukkannya, karena kekuatan kapal yang berlapis besi bagaikan baja dan strategi yang disusun oleh khalifah Mu’awiyyah sangat canggih. Sehingga dapat menjatuhkan mental musuh. Maka didalam peperangan ini orang-orang roma mengalami kekalahan dan kerugian.

Didalam memperkuat barisan tentara-tentara laut. khalifah Mu’awiyah memberikan tempat-tempat khusus bagi para tentara, sebagai markas atau barak para tentara. Disiplin ini ia tetapkan untuk mempermudah tentara-tentara laut dalam berkomunikasi untuk menyatukan visi dan misi mereka. Sehingga dalam peperangan tidak akan terjadi kocar-kacir antara pasukan melainkan sebuah kekuatan “raksasa” yang akan muncul dan merampas kemenangan dari musuh. Sebenarnya semenjak zaman Rasulullah Saw bahwasanya perjalanan melalui laut telah dilaksanakan, seperti hijrahnya para sahabat dari mekkah ke Habsyah dengan menggunakan kapal laut. Begitu juga pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab bahwasanya transpotasi kapal sudah digunakan untuk melakukan perjalan dan peperangan. Pada masa khalifah Umar bin Khattab para tentara menggunakan kapal laut dengan diam-diam. Pada saat khalifah Umar mengetahui hal ini, maka ia memerintahkan untuk tidak menggunakan kapal dikarenakan banyaknya bahaya yang akan dihadapi para pasukan seperti tenggelam.

Dan untuk memotivasi semangat para tentaranya, ia memberikan tingkatan gaji yang berbeda-beda. Bahkan dalam kesejahteraan para pasukan sangat diperhatikan, khususnya ekonomi kehidupan para tentara. Ada sebagian pasukan mendapatkan gaji 300 dirham, dan ada juga yang mendapat 1.000 sampai 1.500 dirham, bahkan ada yang mendapatkan gaji 3.000 dirham. Maka tidak heran jika jumlah tentara sangat banyak, diantaranya daerah Mesir jumlah para tentara yang bekerja dikantor mencapai 40.000 pasukan. Sehingga menghabiskan biaya 8.000.000 dirham/tahun sedangkan selebihnya para tentara yang diluar kantor berjumlah 36.000 yang menghabiskan biaya 10.800.000 dirham/tahun, jadi setiap tentara mendapatkan 300 dirham/tahun. Dan daerah Syam jumlah tentara sekitar 60.000 setiap tentara mendapatkan gaji 1000 dirham, sehingga menghabiskan 60.000.000 dirham/tahun. Begitu juga halnya didaerah Iraq, khalifah Mu’awiyah telah menyiapkan tentaranya yang sangat banyak sampai mencapai 80.000 pasukan dan menghabiskan biaya 36.000.000. dan yang menjadi pembagi gaji-gaji ini adalah Jiyad bin Ubaih. Sehingga kejayaan islam pada masanya sangat dirasakan oleh rakyatnya. Dan diakui oleh bangsa-bangsa lainnya.

D. Huzaifah bin Yaman, Seorang Intelejen Yang Tangguh

Huzaifah bin Yaman adalah keturunan dari bani ‘Abas. Ayahnya Yaman berasal dari Mekkah, ibunya ar-Rabab binti Ka’ab al-Asyhaliyah. Ia memiliki enam saudara kandung 4 lelaki (Sa’dan, Syafwan, Mudlijan dan Laili) dan 2 orang perempuan (Fatimah dan Ummu Salamah) semuanya kembali memeluk islam. Semenjak fitnah meraja lela dan munculnya orang-orang munafik (orang-orang yang menyembunyikan kekafirannya didalam hati dan menyatakan keimanannya dengan lidah) dengan jumlah yang sangat banyak khususnya dikota Madinah serta mata-mata orang qoraisy bertebaran dimana-mana, membuat orang-orang mukmin menjadi risau. Maka Rasulullah Saw menunjuk Huzaifah bin Yaman sebagai mata-mata dan pemegang rahasia untuk mengetahui siapa saja yang telah berkhianat serta menyuruhnya agar berhati-hati dalam memberikan kabar. Sungguh pilihan Rasulullah Saw sangat tepat dalam memilih Huzaifah sebagai intelejen umat islam. Sehingga keamanan kota Madinah bisa terjamin berkat kelihaiannya dalam mengambil sikap. Bahkan khalifah Umar bin Khattab pernah bertanya kepada Huzaifah bin Yaman: “Hai Huzaifah bin Yaman, apakah aku termasuk orang-orang munafiq ? lalu Huzaifah bin Yaman kebingungan untuk menjawab pertanyaan Khalifah Umar Bin Khattab, karena beliau adalah seorang pemimpin yang adil dan bijaksana. Maka iya menjawab bahwasanya demi Allah Swt engkau bukanlah termasuk orang-orang yang munafiq. Semenjak kejadian ini Huzaifah bin Yaman tidak mahu lagi menjawab pertanyaan-pertanyaan yang mirip seperti dilontarkan khalifah Umar bin Khattab.

Kepercayaan Nabi Muhammad Saw dan para khalifah kepada Huzaifah bin Yaman tidak diragukan lagi. Sehingga setiap permasalahan yang berkaitan dengan pengkhianatan semuanya menanyakan kepada Huzaifah. Ia adalah pemegang kunci rahasia, yang sangat berpengaruh untuk ketertiban dan keamanan Negara. Yang sangat menakjubkan lagi yaitu khalifah Umar bin khattab pernah berkata kapada para sahabat; apabila ada salah satu dari umat muslim yang meninggal maka aku akan menanyakannya kepada Huzaifah bin Yaman. Apakah dia (orang yang meninggal) termasuk pengkhianat atau tidak.? Dan apabila Huzaifah bin yaman pergi berangkat menyolatkan simayit, maka aku akan berangkat dengan segera. Namun apabila Huzaifah bin Yaman tidak pergi menyolatkan simayit, maka akupun enggan untuk menyolatkannya.

Didalam hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwasanya Huzaifah bin Yaman berkata “Kebanyakan orang-orang menanyakan kebaikan-kebaikan kepada Rasulullah Saw. Sedangkan aku hanya menanyakan tentang kejelekan-kelejekan saja. Karena aku takut masuk kedalam jurangnya. Kemudian aku bertanya lagi kepada Rasulullah Saw. Ya Rasulullah Saw sesungguhnya kami pada masa Jahiliyah didalam kegelapan. Kemudian kami mendapatkan cahaya hidayah, apakah kami mendapatkan keburukan setelah kebaikan ini ? maka Rasulullah Saw menjawab: ia. Lalu aku bertanya kembali apakah setelah kejelekan akan muncul kebaikan ? Rasulullah Saw menjwab: ia, dan didalamnya terdapat kejelekan. Apakah kejelekan itu ya Rasulullah Saw. ? Kejelekan itu adalah suatu kaum yang menghancurkan kaum yang lainnya tanpa hidayah atau petunjuk yang benar. Maka apakah setelah itu kami akan mendapatkan kebaikan ? Rasulullah Saw menjawab; ia kamu akan dibawa kepintu surga” beginilah Huzaifah bin Yaman yang menanyakan tentang keburukan dan kejelekan yang ada, agar tidak masuk kedalamnya. Bahkan Huzaifah bin Yaman mengatakan kepada dirinya tentang syair;

عرفت الشر لا للشر ولكن لتوقيه # ومن لا يعرف الشر من الخير يقع فيه

Yang artinya “aku telah mengetahui hal yang buruk bukan untuk melakukannya melainkan untuk menghindarinya. dan barang siapa yang tidak mengetahui hal yang buruk dari kebaikan maka ia akan tenggelam didalam keburukan” beginilah selalu yang dilakukan Huzaifah bin Yaman, yang mempelajari keburukan-keburukan, fitnah-fitnah, dan kejelekan para pengkhianat. Agar umat islam selamat dan tidak masuk kedalam “penjara” orang-orang munafik.

Pada suatu saat, bahwasanya Huzaifah bin Yaman pernah tidak mengikuti perang badar, maka para sahabat menanyakan hal ini. Apa yang membuat Huzaifah tidak mengikuti peperangan yang besar ini ? lalu Huzaifah bin Yaman menjawab dengan penuh ketelitian. Bahwasanya Sebab-sebab saya dan ayahku tidak mengikuti perang badar, dikarenakan ada hal yang harus diselesaikan, dan tidak ada sutu halpun yang melarang kami untuk mengikuti perang badar, dan saya sangat berkeinginan untuk menyaksikan pertempuran badar. Namun tatkala saya keluar bersama ayah, kami dihadangi oleh orang-orang kafir. Kemudian mereka berkata; “apakah kamu masih menginginkan Nabi Muhammad dan agamanya. Ku lontarkan sebuah jawaban yang membuat mereka marah, saya tidak menginginkan sesuatu kecuali kota madinah. Maka setelah kejadian ini kami dan orang kafir Qurais menyepakati perjanjian. Yang mana isinya “kami harus pulang kemadinah dan tidak mengikuti peperangan” lalu Rasulullah Saw berabda “tepatilah janji mereka, dan kita minta pertolongan kepada Allah Swt.

Dan didalam sebuah riwayat lain, yang menceritakan tentang Huzaifah bin Yaman. bahwasanya Huzaifah bin Yaman ra. berkatanya: “Demi Allah Swt aku merupakan orang yang paling tahu di kalangan manusia tentang semua fitnah-fitnah yang akan berlaku disekitarku dan umat Nabi Muhammad Saw sampai datangnya hari kiamat. Aku tidak tahu (tentang fitnah) melainkan Rasulullah Saw telah memberitahu aku sesuatu, secara rahasia. Sehingga baginda Rasulullah tidak akan memberitahu masalah-masalah tersebut kepada orang lain. Kecuali saat Rasulullah Saw didalam majelis atau sebuah pertemuan, maka beliau akan memberitahu (tentang fitnah) dan memberi nasehat-nasehat kepada para sahabat agar mereka tahu dan berhati-hati dalam mengambil sikap dan tindakan. Fitnah-fitnah yang diberitahukan oleh Rasulullah Saw hanya sekedarnya saja, secara Mujmal tidak terperinci. Dan Rasulullah Saw mengajak para sahabat agar menghindari dan menjaga diri dari kejamnya fitnah-fitnah yang ada. agar tidak terjebak didalamnya dan masuk kedalam jurangnya. Karena fitnah itu seperti angin di musim panas, ada yang kecil dan ada yang besar.

E. Usamah bin Zaid Tentara Yang Paling Muda

Usamah bin Zaid adalah seorang sahabat yang paling dicintai Rasulullah. Terbukti karena banyaknya kelebihan-kelebihan yang dimiliki Usamah bin Zaid, sehingga tak bisa lagi dituliskan oleh “tinta-tinta” didalam sejarah secara mendetail karena banyaknya kelebihannya. Salah satu kelebihannya selain dari pada tentara termuda, ia juga pernah dipercayai sebagai panglima perang pada masa kepemimpinan khalifah Abu Bakar as-Shiddik, ia dipercayai untuk memimpin pasukan-pasukan yang akan melaksanakan ekspansi ke daerah Syiria. Dan kelebihan yang sangat diharapkan sahabat ternyata ia telah meraihnya dan memperolehnya yaitu dicintai oleh Rasulullah Saw. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw yang artinya“Usamah bin Zaid adalah orang yang paling kucintai” dan dari Sayyidah Aisyah, yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwasanya Rasulullah Saw bersabda” Barang siapa yang ingin mencintai Allah Swt dan Rasulnya maka cintailah Usamah bin Zaid.” Rasulullah Saw mencintai Usamah bin Zaid karena ia salah seorang sahabat yang paling muda ikut berperang dan termasuk panglima yang diperhitungkan didalam peperangan. Suatu saat ketika perang Uhud Usamah bin Zaid sangat berharap bisa ikut untuk menjadi salah seorang Mujahid yang akan berjuang menegakkan bendera islam. Tetapi Rasulullah Saw melarangnya untuk ikut berperang, karena umurnya yang sangat muda dan kecil. Sehingga Usamah bin Zaid merasa kesal, hatinya seperti dikoyak-koyak dan kesedihan menghampirinya karena ia tidak termasuk didalam pasukan dan tidak bisa membela agama Allah Swt.

Didalam perang Khandaq Usamah bin Zaid mendatangi Rasulullah dan berharap agar bisa ikut berperang dimedan pertempuran. Dengan ketekunannya dan harapannya yang sangat tinggi membuat Rasulullah Saw kasihan dan memberikan izin kepada Usamah bin Zaid untuk ikut berperang. Yang mana pada saat perang Khandaq ini Usamah bin Zaid berumur lima belas tahun. Subhanallah. Dan pada saat perang Muktah Usamah bin Zaid hampir berumur 18 tahun, ia ikut berperang bersama ayahnya yang memegang bendera perang. Tetapi ketika perang kali ini ia merasakan perbedaan dan kesedihan, karena pada saat perang ini ia melihat terbunuhnya ayahnya Zaid bin Haritsah dengan mata kepalanya. Kemudian bendera peang diambil langsung oleh Za’far bin Abi Thalib. Namun ternyata Za’far bin Abi Thalib terbunuh dan meninggal Syahid. Maka bendera islam langsung dipegang oleh Abdullah bin Rawahah, tetapi gagal juga sehingga bendera islam dapat diamankan ketika dipegang oleh Khalid bin Walid (Pedang Allah Swt) yang mempertahankan barisan pasukan dan memperjuangkan tegaknya bendera pasukan. Didalam peperangan ini jumlah pasukan orang Roma mencapai 200.000 pasukan, sedangkan umat islam hanya berjumlah 3.000 tentara. Maka ketika Usamah bin Zaid kembali keMadinah, ia sangat sedih atas kejadian yang ia hadapi atas syahidnya ayahnya. Namun semangatnya masih berkibar dan tidak terputus sampai disini. Ibnu Mas’ud Mengatakan “ketika terbunuhnya Zaid bin Haritsah dimedan pertempuran membuat Usamah bin Zaid sedih dan ia menghindar dari Rasulullah Saw. Kemudian ia mendatangi Rasulullah Saw sambil menangis dan memeluk Rasulullah Saw. Kemudian Rasulullah bertanya: Hai Usamah bin Zaid apa yang membuatmu menghindar dari kami? Maka Usamah bin Zaid menjawab dengan penuh tetesan air mata. Ya Rasulullah Saw sesungguhnya aku sangat ingin menjumpaimu semalam tapi baru sekarang aku bisa menjumpaimu aku sangat merindukanmu. Kemudian nabi Muhammad Saw memeluk Usamah bin Zaid dan meneteeskan air mata.

Dan ia mengikuti juga perang hunain, yang mana didalam peperangan Hunain umat islam berjumlah sangat banyak sampai 10.000 pasukan, yang akan menyerang musuh dengan jumlah yang sangat sedikit. sehingga membuat umat islam lupa dan sombong. Maka Allah Swt mencoba umat islam dengan mengkacau-balaukan tentara islam, sehingga pasukan-pasukan kehilangan strategi dan mereka merasa kabut dari petunjuk. Tetapi akhirnya umat islam tetap menang sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad didalam sanadnya dari Jabir bin Abdullah, Rasulullah Saw bersabda yang artinya”ketika kami menghadapi perang Hunain, kami mengalami terpuruk dan kehilangan siasat karena pasukan umat islam melihat musuh dengan sebelah mata dan menganggap remeh. Sehingga pada saat pasukan kocar-kacir, kami berhenti sejenak disuatu tempat untuk menyatukan kembali pasukan dan menyusun ulang siasat untuk menghadapi musuh. Maka Rasulullah menghadap kesebelah kanan seraya berkata: Kemana semua pasukan ? menghadaplah kepadaku, aku adalah Rasulullah Saw, aku adalah Nabi Muhammad bin Abdullah. Namun hanya sedikit saja dari pasukan yang ikut bersama Rasulullah baik dari kaum Muhajirin maupun kaum Anshar. Diantara sahabat yang masih ikut bersama Rasulullah Saw adalah Abu Bakar as-Shiddik, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Abbas bin Abdul Muthalib, Fadlu bin Abbas, Rabi’ah bin Haris, Usamah bin Zaid, Aiman bin Ubaid, Abu Sufyan bin Haris, dan anaknya. Kemudian pasukan islam kembali menyatukan misi, sehingga meraih kemenangan dengan izin Allah Swt.”

Didalam kehidupan Usamah bin Zaid sangat banyak pelajaran yang ia peroleh langsung dari Rasulullah Saw. Baik dari ilmu agama maupun ilmu strategi peperangan. Dan pada suatu saat Usamah bin Zaid mengalami kekhilafan, kerena ia telah membunuh salah seorang yang mengucapkan kalimat Lâ Ilâha Illallâh, maka Rasulullah Saw berkata “kenapa engkau membunuh orang kafir yang telah mengucapkan kalimat Lâ Ilâha Illallâh” kemudian Usamah bin Zaid menjawab “Ya Rasululullah Saw bagaimana saya tidak membunuh orang yang telah menyakiti umat islam, bahkan ia telah membunuh satu-persatu umat islam. Maka pada saat ia melihat pedang ditanganku, langsung saja ia mengucapkan kalimat Lâ Ilâha Illallâh” kemudian Rasulullah Saw bertanya kembali “apakah engkau membunuhnya setelah ia mengucapkan kalimat Lâ ilâha Illallâh” iya ya Rasulullah Saw, jawab Usamah bin Zaid. Lalu Rasulullah Saw mengatakan kembali: “Bagaimana engkau akan mempertanggungjawabkan kalimat Lâ Ilâha Illallâh diakhirat nanti.” Ya Rasulullah Saw mintakanlah ampun kepadaku. Maka pada saat terjadi pertikaian atau fitnah antara khalifah Ali bin Abi Thalib dan Mu’awiyah bin Abi Sufyan membuat Usamah bin Zaid harus menghindarkan diri dari fitnah tersebut dan ia berkata “saya tidak akan membunuh seseorang yang telah mengucapkan kalimat Lâ ilâha Illallâh.” Usamah bin Zaid merupakan sosok sahabat yang semangat dalam menghadapi peperangan dan semangatnya tidak pernah luntur dari jiwanya, sampai ia menghadapi akhir hidupnya dimasa kepemimpinan Mu’awiyah.

F. Khalid bin Walid Panglima Perang Yang Tangguh

Sebelum Khalid bin Walid memeluk agama islam, ia merupakan salah seorang panglima perang orang-orang Qurais. Ia juga memiliki hubungan saudara dengan Rasulullah Saw melalui ibunya yang bersaudara kandung dengan Ummul Mikminin Maimunah binti al-Harits. Didalam perang badar ia merupakan musuh islam yang paling berbahaya dan berpengaruh. Namun setelah ia memeluk islam, ia merupakan puncak kekuatan didalam agama islam. Pada awalnya Khalid bin Walid memeluk islam sebelum Fathu Mekkah, yang mana setelah Amru bin Ash memeluk agama islam ia menemui Khalid bin Walid ditengah jalan. Dan ia menanyakan maksud dan tujuannya datang kekota Madinah. Maka Khalid bin Walid menjawab “Demi Allah Swt telah terbuka pintu hatiku dan semua sudah jelas bahwa islam adalah agama yang benar. Maka kehadiranku kekota Madinah tidak lain hanya ingin memeluk agama islam.” Maka Amru bin Ash membaitnya dan membawanya menghadap kepada Rasulullah Saw. Kemudian Rasulullah Saw bersabda: ”Hai Amru bin Ash baiatlah dia. Sesungguhnya Allah Swt telah mengampuni segala dosanya terdahulu. Islam adalah agama yang menutupi dosa-dosa masa lalu, sebagaimana Hijrahnya kita kemadinah yang akan menutupi dosa-dosa masa lalu.” Kemudian Nabi Muhammad Saw berdoa untuk Khalid bin Walid yang artinya “Ya Allah Swt ya tuhan kami, ampunilah dosa-dosa Khalid bin Walid yang telah dilakukannya dengan kesengajaan maupun tidak sengaja” setelah keislaman mereka berdua Amru bin Ash dan Khalid bin Walid membuat kekuatan umat islam semakin kokoh. Sampai Rasulullah bersabda yang artinya “Aku telah menemukan kemenangan dan melihat diwajah kamu berdua (Amru bin Ash dan Khalid bin Walid) kota Mekkah dan kamu berdua termasuk orang-orang yang akan membebaskan kota Mekkah.

Pada suatu saat setelah ia memeluk agama islam, ia telah berjumpa dengan George yang menanyakan tentang keislamannya dan tentang gelar yang didapat Khalid bin Walid. “Hai Khalid bin Walid katakanlah kepadaku tentang kebenaran dan janganlah berbohong. Sesungguhnya orang yang telah memeluk islam tidak akan berbohong dan tidak akan berlaku kejam. Apakah tuhanmu telah menurunkan pedang dari langit dan diberikan kepada nabimu, yang mana pedang ini hanya kamu yang mendapatkannya dan apabila pedang ini dihunuskan maka akan memperoleh kemenangan ?” inilah komentar George kepada Khalid bin Walid. Maka Khalid bin Walid menjawab: “tidak” lalu mengapa engkau dikatakan sebagai pedang Allah Swt yang dahsyat ? kemudian Khalid bin Walid menjawabnya dengan lemah-lembut: “ Ketahuilah wahai panglima tentara Roma, sesungguhnya Allah Swt telah mengutus RasulNya Nabi Muhammad Saw yang berasal dari bangsa kami. Ada sebagian diantara kami yang beriman kepada Allah Swt dan RasulNya dan ada pula yang enggan untuk beriman kepada Allah Swt dan RasulNya. Aku sendiri adalah termasuk orang yang telah mendustakan agama Allah Swt dan menjauhi agama islam, bahkan membunuh pengikut-pengikut Nabi Muhammad Saw. Tetapi dengan izin dan kebesaran Allah Swt, pintu hatiku telah terbuka dan mendapat hidyah dariNya. Kemudian aku menghadap kepada Rasulullah Saw dan memeluk agama islam. Lalu Rasulullah bersabda: “Engkau adalah pedang Allah Swt” dan aku adalah termasuk orang-orang yang sangat kejam terhadap orang-orang munafik. Setelah mendengar semua penjelasan dari Khalid bin Walid tentang agama islam, maka George memeluk agama islam dengan hidyah ilahi.

Khalifah Abu Bakar as-Shiddik pernah berkata tentang Khalid bin Walid “Saya berharap mendapatkan wanita yang bisa melahirkan anak seperti Khalid bin Walid” ungkapan ini menyatakan ketakjuban khalifah Abu Bakar as-Shiddik terhadap Khalid bin Walid. Khalid bin Walid salah seorang sahabat yang telah mendapat gelar langsung dari Rasulullah Saw dengan sebutan Pedang Allah Swt, disebabkan didalam perang Muktah, peperangan yang pertama kali ia ikuti setelah ia memeluk agama islam. Didalam peperangan ini Khalid bin Walid menjadi tombak “ruh” islam pada saat itu. Yang mana seluruh panglima-panglima perang handal berguguran satu-persatu menjadi syahid, kemudian Tsabit bin Aqram memberikan bendera kepada Khalid bin Walid seraya berkata “Hai Aba Sulaiman, ambillah bendera ini. Sesungguhnya engkau jauh lebih pintar dariku didalam berperang, demi Allah Swt aku tidak akan menyentuhnya kecuali memberikannya kepadamu.” Maka dialah yang memegang bendera dan menjalankan strategi perang. Bahkan didalam peperangan Muktah, ia telah mematahkan sembilan pedang musuh dan Khalid bin Walid selalu bertakbir dan bertahmid untuk menutupi rasa kegelisahan, para sahabatpun mengikutinya dengan semangat yang berkibar. Setelah musuh ketakutan dan hancur. Alhamdulilah seluruh pasukan islam kembali ke kota Madinah dengan selamat. Dari kejadian inilah ia mendapat gelar “Saifullah” atau “Pedang Allah Swt.” Maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya “sesungguhnya Khalid bin Walid adalah pedang Allah Swt yang akan menghunus orang-orang Musyrik” dan juga dipercayai oleh khalifah Abu Bakar as-Shiddik untuk membunuh Musailamah al-Kazzab dan orang-orang yang murtad pada masa itu. Selain dari pada gelar Pedang Allah Swt, ia juga memiliki gelar yang tidak masyhur yaitu kudanya umat islam.

Kemudian pada saat Rasulullah Saw ingin kembali kekota Makkah dan ingin merebutnya kembali. Maka beliau mempercayai Khalid bin Walid untuk menjumpai al-‘Ujja. Setelah Khalid bin Walid sampai menghadap al-‘Ujjah, ia berkata “hai ‘Ujjah seseungguhnya engkau didalam kemaksiatan dan engkau orang yang paling hina bukan orang yang mulia. Dan aku telah menyaksikan kemarahan Allah Swt terhadapmu” kemudian al-‘Uzza menyiapkan untuknya wanita yang sangat cantik jelita, namun ia menolaknya dan marah kemudian membunuh wanita tersebut. Maka ketika hendak Hijrah kembali kekota Mekkah Rasululah Saw mengingatkan kepada Khalid bin Walid agar tidak membunuh orang-orang Mekkah dan harus ramah terhadap penduduk Mekkah. Namun ditengah kedamain yang telah dibangun dan direncanakan oleh umat islam pada saat memasuki kota Mekkah, ternyata masih ada sebagian masyarakat yang menetang dan melakukan perlawanan terhadap umat islam. Maka Khalid bin Walid marah dan membunuh mereka. Didalam Fathu Makkah ia telah membunuh 28 orang dan memberantas orang-orang kafir yang menentang.

Ketika perang Yamamah terjadi membuat hati Khalid bin Walid sedih karena umat islam dalam peperangan ini telah banyak yang telah gugur menjadi syahid. Kurang lebih 1260 orang telah terbunuh, dari kaum Muhajirin dan Anshar telah terbunuh sebanyak 660, dari ulama yang mahir dalam membaca telah terbunuh 500 orang, termasuk yang menjadi didalamnya Ukramah bin Abi Jahal dan Syar Hubail bin Hasanah. Sedangkan orang-orang yang kafir hanya terbunuh 600 orang. Didalam peperangan ini jumlah pasukan umat islam hanya 1300 orang, sedangkan orang-orang munafik berjumlah 40.000 orang. Maka khalifah Abu Bakar memerintahkan kepada Khalid bin Walid untuk membunuh Musailamah al-Kazzab. Kemudian ia berangkat dan berusaha sekuat tenaga agar Musailamah al-Kazzab tidak ada lagi dimuka bumi ini. Fitnah-fitnahpun akan berkurang. Lalu ia membunuh Musailamah al-Kazzab. Tetapi setelah meninggalnya khalifah Abu Bakar as-Shiddik posisi panglima perang Khalid bin Walid digantikan dengan yang lainnya, ditakutkan akan terjadinya pemujaan-pemujaan yang tidak diinginkan kepada Khalid bin Walid. Bukan karena factor kecemburuan atau lain sebagainya yang mengandung unsure negatif.

Ada kelebihan Khalid bin Walid yang telah terlupakan umat islam yaitu ia tidak mengalami cedera ketika meminum racun. Didalam sejarah tertulis bahwa seorang nasrani Ibnu Buqailah memberikan sebuah kantong yang berisi air. Khalid bin Walid bertanya kepada ‘Amru bin ‘Ash“apa isi kantong ini ?” maka ‘Amru bin Ash mengatakan “Demi Allah Swt bahwasanaya isi kantong tersebut adalah racun. Maka jauhilah karena aku sangat takut akan terjadi sesuatu kepadamu” Khalid bin Walid tidak menghiraukan permintaan ‘Amru bin ‘Ash seraya mengatakan “kenapa harus takut kepada racun ?” maka Khalid bin Walid meminum racun tersebut sambil membaca doa yaitu "إنها لن تموت نفس حتي تأتي علي أجلها بسم الله خير الأسماء رب الأرض والسماء الذي لايضرمع إسمه داء الحمن الرحيم"
Kemudian setelah meminum semua isi kantong tersebut ia tidak merasakan apa-apa dan tidak mengalami sesuatu yang mengakibatkan kematian. Ini adalah bukti keyakinan dan ketaqwaan beliau kepada Allah Swt. Sehingga membuatnya selamat dari bahaya dan selalu meraih kemenangan didalam peperangan.

G. Ja’far bin Abi Thalib Syahidnya Melahirkan Ta’jiyah

عن الشعبي: أن جعفر بن أبي طالب-رضي الله عنه- قدم علي رسول الله ص م يوم فتح خيبر, فقبل رسول الله ص م بين عينيه, والتزمه وقال: ما أدري بأيهما أسر : بفتح خيبر أم بقدوم جعفر.

Ja’far bin Abi Thalib adalah anak paman Rasulullah Saw Abu Thalib dan saudara kandung Ali bin Abi Thalib. Dan Ja’far bin Abi Thalib adalah salah seorang sahabat yang mirip dengan Rasulullah Saw. Dari keturunan Abu Manaf ada lima sahabat yang mirip dengan Nabi Muhammad Saw diantaranya 1. Abu Sufyan bin Harits bin Abdul Muthalib (anak paman Rasulullah Saw dan saudara sesusuan) 2. Qusum bin Abbas bin Abdul Muthalib (anak paman Nabi Muhammad Saw) 3. as-Saib bin ‘Ubaid bin Abdu Yazid bin Hasyim (Kakek Imam Syafi’i) 4. Hasan bin Ali (cucu Rasulullah Saw yang paling mirip diantara lima sahabat) 5. Ja’far bin Abi Thalib (Abang dari Ali bin Abi Thalib) dan didalam riwayat lain dari Muhammad bin Usamah bahwasanya Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “hai Ja’far engkau sangat mirip dengan rupaku maka engkau adalah hiasanku”

Ja’far bin Abi Thalib juga terkenal dengan kesabarannya. Meskipun dia dan istrinya Asmak binti Umais telah disakiti oelh orang-orang Qurais, namun mereka tetap sabar dan tidak mau membalasnya. Ia juga adalah satu seorang sahabat yang menjadi juru bicara Nabi Muhammad Saw untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan oleh raja Habsyah. Ja’far bin Abi Thalib sangat mencintai orang-orang miskin dan sering mengajak berdialog bersama-sama mereka. Bahkan ia sanggup menahan laparnya untuk memberikan makanan yang ingin dimakannya kepada orang miskin. Sehingga orang-orang miskin sangat menyayanginya. Suatu saat Rasulullah Saw datang kerumah Asmak binti Umais istri Ja’far, beliau ingin memberi tahukan tentang kesyahidan suaminya. Maka tatkala para sahabat dan Nabi Muhammad memberitahu akan kematian Ja’far, Asmak binti Umais menangis dan tak sanggup untuk menahan tetesan air matanya. Tidak ketinggalan orang-orang miskin dan para sahabat berkumpul untuk berta’jiah kerumahnya. Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Hai para sahabat janganlah kamu lupa untuk membuatkan makanan kepada keluarga ja’far bin Abi Thalib. Karena mereka telah dilanda kesedihan” cerita terbunuhnya Ja’far bin Abi Thalib pada saat perang Muktah yang diriwayatkan oleh Ibnu Hisyam yang artinya: “Sesungguhnya Ja’far bin Abi Thalib telah mengambil bendera islam dengan tangan kanannya, Tapi naas ternyata tangannya dipotong oleh musuh. Kemudian ia membawa bendera islam dengan tangan kirinya, tapi terpotong juga sehingga ajal menjemputnya. Maka Allah Swt memberikannya ganjaran yang sangat istimewa yaitu dua sayap yang akan bisa terbang kemana-mana didalam syurga. Imam Ibnu Kasir juga mengatakan didalam bukunya Bidâyah Wa an-Nihâyah yaitu “Sesungguhnya Allah Swt telah mengganti tangan Ja’far bin Abi Thalib dengan dua sayap didalam syurga”

H. Panglima-Panglima Perang Yang Handal

1. Amru bin Ash
Panglima Amru bin Ash pernah berkata kepada Rasulullah Saw “Ya Rasulullah aku telah bermimpi dimalam hari pada saat perang Salasul. kemudian saya merasa khawatir, yang mana apabila aku mengambil wuduk dan mandi wajib akan mencelakai tubuhku. Maka aku hanya bertayammum, kemudian aku melaksanakan shalat subuh dengan para sahabat. Rasulullah Saw bersabda yang artinya: “Hai Amru bin Ash, apakah engkau telah melaksanakan shalat subuh sedangkan engkau didalam keadaan junub” kemudian aku menjelaskan tentang bahayanya bagiku jikalau melaksanakan mandi junub. Dan aku membela diri seraya berkata: “Ya Rasulullah Saw aku telah mendengar firman Allah Swt yang artinya: “dan janganlah kamu membunuh (menyiksa) diri kamu sekalian. Sesungguhnya Allah Swt maha pengasih. Maka Rasulullah Saw ketawa dan tersenyum serta tidak mengatakan sepatah katapun”

Ia telah banyak mengikuti berbagai macam peperangan. Diantara kota-kota yang telah ditaklukannya adalah Palestina dan Mesir. Sehingga khalifah Umar bin Khattab apabila mendengar kalimat (Baitu al-Muqaddas) maka yang diingatnya adalah wajah Amru bin Ash. Dan ia juga salah seorang sahabat yang membantu khalifah Abu Bakar as-Shiddik didalam membasmi orang-orang yang telah murtad atau keluar dari agama islam. Bahkan telah banyak tentara-tentara roma telah meninggal ditangannya. Subhanallah.

2. Abu Sufyan

Ia adalah berasal dari kota Mekkah, mahir dalam menunggang kuda, saudara sesusu bersama Nabi Muhammad Saw, ia juga anak paman Rasulullah Saw. Setelah puluhan tahun ia menentang islam dengan pedangnya yang selalu dibarisan paling depan membuatnya semakin semangat untuk menaklukkan islam. Namun setelah ia memeluk agama islam, ia berjuang sekuat tenaga dan membela islam sampai kepenghujung nyawanya. Maka tak heran lagi kalau ia merupakan matahari umat islam, yang telah menyinari islam dan memperkuat barisan pasukan islam.ia sangat menekuni ayat-ayat Al-Qur’an dan melaksanakan isinya. Dan ia termasuk yang bertahun b=mendampingi Rasulullah Saw dalam perang Hunain. Tahajjud malam tidak pernah ia tinggalkan, ini menandakan ketajaman imannya dan kedalaman tauhidnya kepada Allah Swt.

Setelah Rasulullah Saw wafat banyak para sahabat yang tinggal di madinah dari pada kota-kota lain. di madinah 150 orang, sedangkan para sahabat yang tinggal di mekah berjumlah 50 orang, para sahabat yang tinggal di irak berjumlah 105 orang, 50 orang berada di bashrah dan 55 orang berada di kufah, dan para sahabat yang tinggal di syam 50 orang begitu juga dengan kota Mesir, Yaman dan Khurasan.

I. Epilog

Didalam kehidupan para sahabat sungguh sangat banyak sumbangsih yang mereka sumbangkan buat umat islam. Sehingga tidak bisa dihitung dengan jari-jari manusia lagi kecuali dengan jari-jari “tinta” sejarah. Terbukti pada masa kepemimpinan khalifah Umar bin Khattab telah banyak yang disumbangkan oleh para sahabat dari mulai pembuatan tanggal sampai tetesan darahpun mereka relakan demi bendera islam tegak dan berkibar diseluruh alam ini. Masihkah kita mampu ketawa kesana kemari tampa sebab yang jelas sedangkan umat islam sekarang dimana-mana sedang ditindas. Na’uzubillahi Min Zalik. Lain lagi pada masa Mu’awiyah sebagai panglima perang yang tangguh dan sanggup mengalahkan musuh dari laut. Apakah dizaman sekarang ini, kita telah menemui dan memperoleh kekuatan laut yang hebat khususnya Negara kita Republik Indonesia. Jangankan kekuatan laut kekuatan untuk bertahan saja kita susah. Yaitu mempertahankan jumlah hutang Negara kita. Sekarang semua sudah terbalik dahulu kita memimpin sekarang kita dibodohi oleh mereka Negara-negara yahudi. Kapal-kapal induk mereka merajai dan berjalan kesana kemari mengontrol pergerakan islam. Agar islam mudah diserang dan dianggap sah oleh semua pihak dengan membeberkan dan memberitakan bahwasanya islam adalah agama teroris.

Kita lirik kembali pada masa Rasulullah Saw yang mana beliau sangat cerdas dalam menghadapi sesuatu. Ia memilih Hudzaifah sebagai mata-matanya dan intelejen Negara yang tidak diketahui oleh siapapun kecuali dia dan sebagian sahabat. Sekarang intelejen-intelejen dinegara kita tidak terlalu cinta lagi terhadap Negara Indonesia. Malah mereka yang menyusun permainan catur diindonesia bekerjasama dengan PBB (Persatuan Bangsa-bangsa) tanpa memikirkan kedepannya. Terbukti dari pelaksanaan pelatihan militer bersama antara Indonesia dan Amerika Serikat. Ini semua mereka lakukan agar bisa mencari titik-titik rahasia yang dimiliki Negara republic Indonesia. Bom mariot yang terjadi diindonesia merupakan tanda kelemahan badan intelejen Negara kita. Yang mana kejadian bom di hotel ini tidak hanya sekali ini saja melainkan berulang kali. Jadi kemanakah para intelejen Negara yang telah dibangga-banggakan media ? apalagi masalah ambalat yang sampai sekarang belum selesai-selesai tapi kalau masalah gaji para tentara kita dan anggota DPR kita selalu ingin deselesaikan dengan cepat-cepat. Inikah yang dinamakan pengorbanan dan ketulusan yang engkau janjikan dahulu pada saat kompanye. Kalau memang engkau wahai para anggota dewan tidak sanggup untuk menyelesaikan masalah-masalah yang ada atau tidak bisa meminimalisir permasalahan Negara kita lebih baik mengundurkan diri saja sebelum api neraka menjilatmu diakhirat nanti. Memang digoresan tintaku ini agak terlalu kejam tapi itulah kenyataannya, kami hanya bisa berteriak dan mengkritiki serta memberi solusi sebisa kami. Kemudian dimasa Rasulullah memimpin masih ada pemuda yang siap tempur dengan umur yang sangat minim. Dialah Usamah bin Zaid yang selalu merayu Rasulullah Saw agar diberi izin untuk mengikuti pertempuran dimedan perang. Bagaimana dengan kita sekarang pada saat saudara kita dihina dan disiksa. Semua pemimpin lupa untuk menggunakan kewajibannya dalam membela mereka. Bahkan kita terkadang selalu lupa untuk mendoakan mereka. Marilah kita gerakkan seluruh tenaga untuk membela agama islam, baik melalui doa maupun dengan menuntut ilmu yang serius dan semangat. Berkaryalah selagi masih dihalalkan oleh agama dan bergeraklah sebelum nyawa menjemput kita.

Dari kisah ini sangat banyak pelajaran yang bisa kita petik. Berarti sejarah bagaikan pohon yang subur, kisah-kisah para sahabat sebagai rantingnya, keimanan dan ketaqwaan sebagai akar sebuah pohon, dan kontribusi para sahabat dan tabi’in sampai kepada kita adalah ranting-ranting pohon yang selalu menghiasinya, sedangkan buahnya adalah hasil dari perjuangan seluruh umat islam baik ridha ilahi didunia maupun surga diakhirat kelak. Oleh karena itu marilah kita berintropeksi diri dan menyusun taktik-taktik kehidupan untuk masa yang akan datang. Dan semoga segala yang kita usahakan dan harapkan tercapai dengan mudah dan cepat. Amin. Wassalam.

Daftar Pustaka

1. Syeikh Muhammad Ahmad Khadar, Ma Baina al-‘Umaraini Umar bin Khattab Wa Umar Bin Abdul Aziz, Dar. Al-Haiah al-Mashriyah al-‘Amah Li al-Kuttab, Mesir,tahun 2006 M.
2. Dr. Ali Muhammad Muhammad As-Shallabi, Umar bin Al-Khattab ra. Syakhshiyyatuhu Wa ‘Ashruhu, Dâr al-Iman, Iskandariyah-Mesir, tahun 2002 M.
3. Imam Ibnu Hajar al-‘Asqolani, Fathu al-Bari Bi Syarhi Shahi al-Bukhari, Dar. Al-Taqwa, ‘Ain Syam-Mesir, cet. I, jilid 7, tahun 2000 M.
4. Dr. Ali Muhammad Muhammad As-Shallabi, Amirul Mukminin Mu’awiyah bin Abi Sofyan, Dâr. At-Tauji’ Wa An-Nasyar al-Islamiyah, Cairo-Mesir, tahun 2005 M.
5. Mahmud al-Mashri Abu ‘Amar, Ash-Hâbu ar-Rasûl, Dâr ash-Shofa, Mesir, jilid I, tahun 1426 H/2005 M.
6. Dr. Muhammad al-Madani Busan, Al-Masâilu al-Latî Banâ Hâ al-Imam Malik ’Al â Amali Ahli al-Madînah, Dâr al-Buhûst Liddirâsât al-IslamiyyahWa Ihyâu at-Turats, Dubai, Cet. I, 1421H/2000M.
7. Dr. Hasan Ibrahim Hasan, Târikhu al-Islâm, Dâr al-Jail, Berut dan Mesir, Cet. V, Jilid I, tahun 1422 H/2001 M.



























No comments: