Kejadian dan peristiwa kadang membuat manusia terlena akan hikmat dari peristiwa yang dilalui, kadang sebuah peristiwa membawa dampak negative seseorang, dan terkadang membuat hidup semakin positif. Lalu mari kita lirik sekilas tentang kejadian yang mengangkat nama baik kota mesir seperti adanya kader Masisir yang memiliki kualitas dalam bidang tulis menulis seperti novel yang beliau karang yaitu Ayat-ayat cinta dan Ketika cinta bertasbih dll. Siapa yang tak mengenal novel-novel hasil karya beliau yang begitu mashur bahkan menjadi buah bibir asia bahkan dunia apalagi novel ayat-ayat cinta sekarang sudah difilmkan sehingga semakin banyak orang terkesima dengan kisah cinta yang mereka suguhkan sebagai qudwah dalam berinterkasi didalam islam, apalagi dengan adanya film ketika cinta bertasbih, yang menyuguhkan kisah cinta yang sangat menarik ketepatan kedua kisah film ini digambarkan kejadiannya dikota mesir sehingga nama kota mesir menjulang keangkasa seolah-olah Mesir sekarang sebagai pusat “peradaban cinta” namun kesemua hal ini bukanlah membuat kita sebagai masisir menjadi sombong dan angkuh dihadapan masyarakat Indonesia tapi alangkah lebih bagusnya kita merendah dengan menghasilkan karya lagi lebih banyak. Dibalik kejadian semua ini ada yang masih mengganjal hati masyarakat Indonesia yaitu dengan berbagai kejadian “tinta hitam” kita, seperti; tertangkapnya 4 orang masisir yang diduka telah mengikuti organisasi terlarang ikhwanul muslimin, yang mana mereka dipenjara selama 4 hari sehingga membuat media-media Indonesia menjadi “banjir berita” dan kegirangan karena dapat memenuhi rubrik-rubrik yang kosong, dan masyarakat Indonesia khususnya yang memiliki anak dinegeri nil ini merasa khawatir dengan keadaan kita di mesir sampai-sampai ada diantara mereka menghubungi anak mereka dengan rasa khawatir.
Lain lagi kejadian meninggalnya seorang mahasiswa yang tenggelam dipantai syarm al-syeikh kata ketua IKPM yang mengadakan tour bahwasanya beliau meningggal karena beliau ditinggal dua orang temannya yang sebelumnya mereka berdua diminta almarhum badrun untuk mengajari beliau berenang namun kedua sahabatnya ini enggan untuk mengajarinya kemudian mereka meninggalnya ditepi pantai tak berapa lama saat mereka berdua kembali mereka tak menemukannya mereka menyangka almarhum sudah kembali ketempat bus, namun ternyata ada salah seotang warga Thailand yang kebetulan ikut serta dalam tour ini menemukan mayat saudara badrun sehingga mereka semua terkejut dan sedih, ada kisah lain lagi yaitu meninggalnya salah seorang sahabat kita karena penyakit “jarang tidur” malam sehingga meninggal dunia, apalagi kejadian perapokan yang meraja lela disekitar kita bahkan masisir merasa tidak nyaman lagi untuk bersilaturahmi kerumah teman-teman. Apakah semua peristiwa diatas sebagai peringatan bagi masisir atau sebagai petanda bahwa kita akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi ? lalu solusi apa yang kita berikan dan kita konstribusikan terhadap dunia masisir ini ? kalau memandang sekilas terkadang kita mengira itu semua adalah hal yang tidak berarti bagi kita dan bahkan ada yang mengira ini hanya kebetulan saja, memang kalau dikaji-kaji ini semua adalah sudah menjadi ketetapan ilahi tapi kita sebagai masisir yang memiliki ilmu masih mempunyai kesempatan untuk ikhtiyar atau usaha. Maka saya sebagai penulis amat merasa terpukul dan tercambuk dengan berbagai macam kejadian yang kita hadapi sekarang ini, oleh karena itu ada solusi yang kami tawarkan untuk para pembaca demi meringankan kita semua. Pertama; dekatkanlah diri kita kepada ilahi yang maha agung dengan menadahkan kedua belah tangan dan mengadukan segala kejadian-kejadian dan kesusahan-kesusahan yang kita hadapi, sebagaimana firman Allah swt yang artinya ”apabila hambaku meminta kepada ku sesungguhnya aku amat sangat dekat, dan aku mengabulkan doa para pendoa” jangan terlalu banyak mengeluh dan mengomel bahkan memperdebatkan masalah yang tak perlu didebatkan. Kemudian yang kedua; selalulah kita waspada dimanapun dan kapanpun karena kejadia-kejadian yang tak diinginkan bisa terjadi saat kita lalai. Apalagi masalah penjamberetan kita harus lihai dan cermat dalam melangkahkan kaki dan memandang orang-orang disektar kita. Terutama ketika kita berjalan jauh yang menelan waktu 2 jam maka kita harus lebih waspada lagi. Dan cara yang ketiga yaitu kita sebagai masisir harus mengenal orang-orang mesir disektar kita baik dengan bermuamalah maupun dengan membagikan sedikit rezeki kita kepada tetangga kita orang mesir sehingga membuat mereka luluh kepada kepada kita meskipun demikian tetap saja pemberian itu harus didasari ikhlas.
Bersambung................
By: yusuf_hambaallah/yusuf_ibnuthib@yahoo.com
No comments:
Post a Comment