Monday 21 September 2009






Imam Ahmad Bin Hambal Pelita Umat
Oleh : Mohd. Yusuf Hasibuan

Nama lengkap Imam Ahmad Bin Hambal adalah Ahmad Abu Abdullah Ahmad bin Muhammad bin Hambal al-‘udnani, As-Syibani, Al-Mawaji, Al-Baghdadi, dia adalah seorang imam besar pada masanya, dan ia telah menguasai sunnah dan alquran, beliau lahir kemuka bumi ini pada tahun 164 H। beliau telah memulai untuk menuntut ilmu bermusafir dari marwa menuju kota Baghdad dengan izin ibnya, dan disanalah ia menuntut ilmu dan mengembangkan pemikirannya demi islam, sampai ke kota kufah, madinah, Yaman, Syam, dan Makkah dll, bahkan ia berusaha mengembangkan ilmunya bukan satu tempat saja, bahkan sampai kekota turtus kemudian kembali kekota Baghdad untuk mengamalkan ilmu-ilmunya, ia merupakan pelita pada masanya yang telah menerangi muka bumi Allah SWT dengan ilmu-ilmunya dan menjadi qudwah umat islam। Beliau adalah salah satu Imam umat islam dan salah seorang pemikir ahlus sunnah wal jama’ah yang disegani.
Kemuliaan yang dimiliki imam ahmad sangat banyak mulai dari menguasai ilmu al-quran, bahkan ia menentang pemikiran-pemikiran mu’tajilah tentang al-quran termasuk makhluk atau tidak ?, maka ia mematahkan pemikiran yang melenceng ini bahwasanya al-Quran bukan sebuah makhluk melainkan ia adalah kalamullah, bahkan ia selalu membasmi kebatilan dan menegakkan kebenaran, sampai ada sebuah pepatah mengatakan bahwasanya “Khalifah Abu Bakar As-Siddik membasmi orang-orang yang murtad sedangkan Imam Ahmad bin Hambal telah mempertahankan tentang al-quran adalah kalamullah” dan kejuhudan imam Ahmad sangat kuat memperjuangkan ilmu agama dan telah berijtihad, bahkan ia termasuk salah satu imam besar Mazahibul Arba’ah, dan beliau telah mengeluarkan ratusan fatwa, ia tidak terlalu berat dalam mengambil hukum dan tidak terlalu ringan, sehingga manusia berbondong-bondong hadir untuk menuntut ilmu kepadanya, sampai ribuan murid mendatanginya dan belajar tentang ilmu agama, dengan kesemangatannya dalam mengajar membuat murid-muridnya simpatik dan tertarik untuk lebih mendalami ilmu agama, namun yang sangat disayangkan pada masa beliau menyebarkan ilmu pengetahuan sangat bertentangan dengan pemikiran yang dimiliki oleh pemerintah (khalifah Makmun pada tahun 218 H) yang mana khalifah makmun sangat mempercayai pemikiran Mu’tajilah tentang al-quran adalah makhluk, sehingga pemerintah membuat sebuah peraturan atau undang-undang, yang harus menyatakan bahwasanya al-quran adalah makhluk, maka barang siapa yang melanggar dan menentang pemikiran ini dikenakan sangsi pemenggalan kepala, penjara, dan penyiksaan। Maka Imam Ahmad bin Hambal hadir dengan hati yang tenang dan keimanan, melontarkan pendapat dan kritikan bahwasanya al-quran bukanlah makhluk melainkan al-quran adalah perkataan Allah SWT, sehingga pemerintahan Abbasiyah yang dipimpin oleh khalifah Makmun menghukum Imam Ahmad bin Hambal dengan penjara, namun Imam Ahmad bin Hambal tidak berputus asa dan tidak menyia-nyiakan hidupnya didalam penjara melainkan ia lebih mendekatkan diri kepada Allah dan lebih bersabar dalam menjalani hidup ini।

Imam Ahmad bin Hambal telah menjalani hidupnya didalam penjara, ia tidak melihat cahaya matahari dan sinar terbitan bulan semenjak masa kepemimpinan khalifa Makmun, Mu’tasim dan khalifah Wasiq. Ia tidak bias menatap wajah murid-muridnya melainkan ia hanya menatap besi penajara yang menemani hidupnya, meskipun ia hidup didalam penjara ia tidak pernah lupa untuk menulis dan beribadah kepada Allah SWT, maka dengan kesabaran yang tidak pernah luntur dari jiwanya membuat ia lepas dari penjara dengan pertolongan Allah SWT, sehingga Imam Ahmad bin Hambal bias kembali kepada masyarakatnya dan mengajari Ilmunya kepada murid-muridnya, yang sangat mengesankan lagi bahwasanya Imam Ahmad bin Hambal tidak hanya mengajarkan kepada murid-muridnya tentang ibadah dan bermuamat saja, melainkan ia telah menganjurkan agar melaksanakan sunnah Rasulullah dan mengamalkan ilmu-ilmu yang telah ada karena ilmu tanpa perbuatan bagaikan pohon tanpa buah, maka imam Ahmad menekankan bahwa ilmu pada hakekatnya adalah perbuatan, maka ilmu tanpa perbuatan dikatakan Munafiq, dan perlu kita ketahui bahwasanya Imam Ahmad bin Hambal melepas masa lajangnya pada saat berumur 40 tahun, itulah bukti kecintaan beliau kepada ilmu pengetahuan dan agama islam. Sehingga banyak para ulama memberi komenter-komentar kepadanya diantaranya “bahwasanya Imam Ahmad bin Hambal lebih menonjol dibandingkan Imam-imam lainnya”, dan syeikh Ismail bin Khalil mengatakan “ jikalau seandainya Imam Ahmad Bin Hambal hidup ditengah-tengah bani Israel maka ia akan diangkat dan dianggap sebagai nabi mereka” dan Imam Syafi’I memberi komenter yaitu “ tidak ada seorang yang lebih alim, lebih bijaksana, paling konsisten dan lebih berilmu luas dinegeri iraq ini kecuali Imam Ahmad Bin Hambal” .

Setiap manusia memiliki batas-batas waktu dalam hidup, begitu juga dengan Imam Ahmad Bin hambal, ia mengalami sakit kemudian meninggal pada tahun 214 H, dan ia menjalani kehidupan ini sepanjang 77 tahun, dan yang memandikan jenazah beliau berjumlah ratusan rakyat, sehingga orang-orang abbasiyah yang ditinggalkan merasakan kesedihan dan rindu dengan sosok Imam Ahmad, maka yang sangat mengesankan pada masa hidupnya yaitu ia telah berhasil mengajak ahlul kitab untuk memeluk agama islam sehingga puluhan ahlul kitab memeluk agama islam karena kejuhudannya. Maka tidak menjadi heran jikalau pahit manisnya kehidupan ini telah ia telan dalam kehidupan ini sampai ajaran islam berkembang pesat dimana-mana, semoga akan lahir kembali Ahmad bion Hambal abad ke 21 ini dan mudah-mudahan segala amal ibdahnya diterima oleh Allah SWT dan diberikan Jannatun Na’im kepadanya, Amin.

No comments: