Friday 18 September 2009


IKRH Rumahku

Oleh : Mohd. Yusuf hasibuan

Setiap makhluk hidup dimuka bumi Allah SWT ini pasti telah mengenal rumah atau tempat tinggal apalagi manusia pasti lebih tahu dan membangun rumah seindah mungkin, selain tempat tinggal rumah digunakan juga untuk melakukan aktivitas silaturahmi dan kasih sayang, dan sudah menjadi sunnatullah bahwasanya setiap rumah pasti memiliki penghuni, apalagi IKRH sebagai rumah kita yang harus kita perhatikan dan dibina, seorang pejabat Negara meskipun mereka selalu mengadakan musyawarah dan pertemuan-pertemuan dihotel tetap saja mereka kembali kerumah. Apalagi kita sebagai seorang mahasiswa al-Azhar sudah tahu betul dimana letak rumah kita, bahkan seekor burung saja kalau kita perhatikan setiap sore hari mereka pasti kembali kesangkarnya padahal mereka hanya diberi Insting atau perasaan saja oleh sang pencipta Allah SWT. Lalu bagaimana dengan kita yang telah dihidayahkan oleh Allah SWT berupa akal dan agama, apakah kita sekarang telah “Buta” sehingga tidak bisa lagi kembali kerumah kita, atau kita sedang sesat disebuah “Hutan Rimba” yang tidak ada penghuni sehingga tak ada yang menuntun untuk pulang, kalaulah ini alasan kita maka rugilah kita karena sudah tidak mengenal lagi tempat lahir dan gubuk kebersamaan.

Seorang anak perantauan yang telah sukses dan meraih gelar doktor, ia akan merindukan untuk kembali kerumahnya apalagi keluarga yang berada didalam rumah itu sangat menanti kehadirannya. Bahkan Rasulullah bersabda “Baiti Jannati” yang artinya Rumahku adalah surgaku, lalu yang harus kita renungkan untuk kedepan yaitu beberapa pertanyaan yang akan mempengaruhi psikolog pendewasaan kita, diantaranya sudahkah aku menganggap rumah kita sebagai tempat berdamai dan berbagi ? sudahkah aku membanggakan orang-orang yang tinggal dirumah kita ? amal apa saja yang telah aku lakukan untuk kebaikan rumah kita ? sudahkah aku menjaga keharmonisan didalam rumah ? seberapa dalamkah kecintaanku terhadap rumah ? kapan lagi aku kembali kerumah kita ? yang manakah harus aku dahului rumahku atau istana ? tenangkah aku ketika tak kembali kerumah lagi ? siapakah aku sebenarnya sehingga enggan untuk balik kerumah ? kenapa aku segan balik kerumah ? kemudian ungkapkanlah didalam diri kita dari mulai sekarang “Ya Allah aku akan kembali segera kerumahku karena aku merindukannya, telah lama aku meninggalkan rumahku bahkan telah menelan ribuan detik, aku sudah rindu kepada keluargaku yang selama ini mengayomiku, membinaku dan mentatihku sehingga aku bisa berjalan sendiri dan bergerak bebas, Ya Ilahi engkaulah Maha Segala dan Maha Mempertemukan maka pertemukanlah aku bersama keluargaku dirumah IKRH sebagaimana engkau telah mempertemukan nabi adam dan hawa di bukit jabal rahmah, dan telah mempertemukan nabi yusuf dan zulaikha dan nabi Muhammad bersama sayyidah Khadijah. Aku sayang kepada keluargaku melebihi cintaku kepada istriku, IKRH kamu memang betul-betul sebagai rumahku.

Coba kita analisa sedikit pada saat menyambut hari raya idul fitri, berapa banyak manusia pulang mudik untuk menjumpai sanak saudara, khususnya Negara kita, yang selama ini ia merantau diibu kota pasti meluangkan waktunya untuk bisa mudik kedaerah asalnya, begitulah dengan kita walaupun berbagai organisasi luar yang telah kita geluti dan ribuan bisnis yang telah kita lakukan tapi jangan lupa untuk pulang dan berbagi bersama saudara kita diIKRH ini, kalaupun tidak bisa atau kepenuhan jadwal ada solusi lain yaitu dengan menghubungi melalui handphone atau melist yang telah tersedia. Sehingga kita tidak mengalami “kering dialog” yang bisa mengakibatkan kesalahpahaman diantara kita, karena pertengkaran yang ada didunia ini muncul akibat tidak saling memahami permasalahan yang ada, dan kalau semua kita lakukan dengan berdialog atau berkomunikasi pasti kita semua akan selamat dari perselisihan, maka Rasulullah Saw memiliki “obat” penawar untuk ini yaitu bersilaturahmi sebagaimana sabda beliau yang artinya “Barang siapa yang hendak dilapangkan rezekinya maka bersilaturrahmilah” dari hadis ini silaturamhmi yang dianjurkan oleh Rasulullah sebagai penangkal dari kejahatan sehingga kita menggapai kemaslahatan hidup, akan tetapi apabila kita enggan untuk melaksanakan silaturahmi maka bersiap-siaplah hidup tidak tenang dan merasakan keredupan cahaya ilah

Penulis memang sengaja memfokuskan permasalahan untuk sahabat-sahabat IKRH agar supaya kita sadar dan saling memahami satu sama lainnya, khususnya untuk diri saya sebagai penulis, ini membuktikan bahwasanya selama ini saya merindukan tawa dan canda, serta tegur sapa dari sahabat, abag-abang kami serta kakak-kakak kami. Ingatlah wahai sahabat perkataan Imam Hasan Al-Basri berkata “Wahai anak adam! Sesungguhnya engkau hanya kumpulan dari beberapa hari, maka berlalulah sebagian darimu dan bila sebagian sudah berlalu maka sunggguh dekat sekali akan berlalu seluruhnya saya takut ketika tali silaturahmi kita renggang ketika itu nyawa kita hilang, apa yang harus kita lakukan, apakah menyambungnya diakhirat kelak ? maka semua itu akan sirna dan sia-sai saja, oleh karena itu dengan ratusan tetesan tinta yang tak seberapa ini, kami ungkapkan sebuah maaf jikalau ada, tapi janganlah lupa pulanglah kerumah wahai sahabat, agar kita bisa menanam bibit kembali dan menghasilkan panen bersama-sama, terkadang kami sedih ketika menanam tanpa sahabat-sahabat yang lama, apalagi memanen dengan tetesan air mata kebahagian tak ada gunanya tanpa sahabat-sahabat disekeliling kami, ingatlah setiap manusia itu memiki khilaf sampai-sampai Rasululllah bersabda yang artinya “semua anak adam itu berdosa, dan sebaik-baik orang berdosa adalah bertaubat” hadis ini mengandung motivasi yang sangat dahsat kepada kita dan dari hadis ini kita disuruh untuk selalu bertaubat dan membuka lembaran baru sehingga kita selalu mentajdid niat menjadi lurus dan salamah, dan jangan pernah menunggu esok hari atau sering bersahabat dengan kalimat “nanti” karena kalimat ini adalah racun kehidupan, bahkan Ibnu Umar pernah berkata “apabila engkau berada dipagi hari, maka janganlah engkau mengharapkan sore tiba, demikian juga apabila engkau diosore hari, janganlahengkau mengharapkan bertemu dengan pagi” dan perlu kita ketahui bahwasanya masa lalu menjadi kenangan, masa sekarang adalah kenyataan dan masa yang akan datang adalah harapan, impian, khayalan, dan cita-cita.

Maka untuk memulai semua itu kita langkahkan terlebih dahulu untuk diri kita sendiri kemudian untuk IKRH Cabang Mesir karena IKRH kita sekarang sudah mencapai umur 10 tahun atau telah duduk dikelas empat SD (Sekolah Dasar) maka marilah kita bangun bersama dan kita perbaiki segala yang ada, kita majukan segala yang masih tersendat, kita bina adik-adik baru dan mengayomi mereka, sehingga IKRH menjadi rumah yang nyaman, apalah guna memiliki istana rumah sendiri tak bisa kita perbaiki, apalah guna sekolah jauh, ilmu yang ada tak bisa diterapkan, apalah guna sesal berlanjut kalau tak diperbaiki lagi, semoga rumah kita ramai kembali, Amin, Wallahuwa’lam bishawab.

No comments: