Monday 16 February 2009

Tinta MERAH Buat Ayah

Semenjak kehadiran duta besar republik Indonesia untuk mesir, kita sebagai masisir belum merasakan ayoman yang mereka berikan kepada kita bahkan mereka hanya membuat kita sebagai bahan politik dihadapan presiden republik Indonesia dan masyarakat indonesia, yang sangat disayangkan dari mulai acara yang mewah sampai ke sederhana belum ada yang berhasil dihadapan kita. Padahal sebelum kehadiran beliau kita selalu mendoakan agar ayah yang baru sebagai duta besar masisir selalu mengayomi kita bukan mempolitikkan kita.
Kita ambil contoh seperti acara lokakarya, ini merupakan acara yang sangat mewah dikalangan pejabat apalagi dikalangan kita, yang menjadi pertanyaan bagi penulis dan sahabat yang pro bahwasanya ada apa dengan KBRI mesir mengundang stack holder dan para tokoh-tokoh yang diakui oleh masyarakat Indonesia untuk membahas tentang kita?. Kenapa mesti mereka yang diundang ? padahal dari mereka tak ada yang alumni dari timur tengah. Adakah nelayan mengetahui tentang dunia elektronik?” adakah petani mengetahui dunia kampus ?” kalaupun ada ini merupakan hal yang sangat jarang kita temui, perlu kita tanamkan sebuah pepatah yang berbunyi “likulli maqamun maqolun wa likulli maqolin maqomun” berapa banyak biaya yang mereka habiskan hanya untuk acara yang hura-hura ini? Alangkah lebih bagusnya mereka infaqkan kepada yang berhak dari pada mubajjir hanya mencari nama dimata manusia. Yang perlu digaris bawahi adalah kenapa pihak KBRI mengadakan acara ini sebelum ujian ? apakah karena takut diliputi oleh media masa masisir atau karena mencari keuntungan sepihak ? jadi sebenarnya apasih bukti konkrit dari acara itu ?” kalau tidak ada kenapa kita diam saja sebagai masisir, tercengang melihat mereka tersenyum diatas kursi yang mewah.
Seiring dengan slogan ayah kita (Duta Besar republik Indonesia ) berprestasi dengan predikat mumtaz 30% dan 90% najah, adakah mereka memberi jalan untuk menuju itu semua ?. bahkan yang sangat disayangkan lagi dalam acara riset penelitian barat dan timur tengahpun salah satu dari mereka tidak hadir, ada apa dengan ayah kita apakah doa yang selama ini kita lantunkan belum dirasakan, apakah kepercayaan masyarakat dan mentri luar negeri hanya sebagai angin lewat? Perlu diketahui bahwasanya ayah kita justru menghadiri acara MUCAB NU padahal konon katanya acara riset adalah salah satu follow up dari acara lokakarya, kemudian acara malam anugrah yang diadakan PPMI mereka malah sibuk mengurusi kehadiran KPK tak seorangpun yang hadir menampakkan wajah dihadapan masisir, padahal dalam acara ini para muhsinin-muhsinin dari mesir dan belanda hadir. Kemanakah engkau ayah kami rindu kehadiranmu, kenapa tak diucapkan terima kasih kepada mereka agar mereka legah dan merasa dihargai?. Ayah tidakkah engkau ketahui akan pengorbanan mereka kepada anak-anakmu masisir dan jasa mereka tak terhitungkan.
Dalam pemberian dana pendidikan mereka justru pilah-pilih anak kandung atau anak tiri, coba kita bayangkan jelas-jelas menteri keuangan Sri Mulyati mengumumkan bahwasnya dana pendidikan dinaikkan, justru disini tak jelas kemana dana pendidikan mereka salurkan, kesedekahkah atau ke ……. ? yang menjadi keprihatinan adalah organisasi-organisasi yang tidak mempunyai orang dalam yang bekerja di KBRI sehingga mereka untuk mengembangkan organisasi tersebut harus rela berkorban dari uang jajan mereka. Ya ilahi fastakhfir lahum.
Mari kita lihat lagi kegiatan Indonesian game/ Pekan Raya Masisir (PERMASI) mereka menganggap sepelah dengan hal ini bahkan memandang sebelah mata, padahal didalam syair arab “al ‘aqlus salim fil jismis salim” mereka mengadakan hanya beberapa cabang saja itupun dengan dana yang kurang maksimal dicurahkan kepanitia.dengan alasan takutnya ada perselisihan lagi diantara masisir, seharusnya kita bukan harus menghindar dari kekurangan ayah akantetapi bagaimana solusinya agar perselisihan itu tidak terjadi lagi yaitu dengan membuat lomba bola antar almamater jikalau takut terjadi perselisihan. Perselisihan bukanlah alasan yang pas diberikan kepada masisir tapi kehausanlah yang menjadi alasan agar dana dapat ditabungkan ke………….?
Wahai ayah yang kami cintai tulisan ini bukanlah mengucilkan pengurus KBRI tapi ini merupakan obat bagimu jika ayah mau menelannya. karena perlu ayah ketahui berapa banyak masisir yang makannya hanya sehari bahkan ada yang tak menyentuh sebutir nasikpun digantikan dengan puasa, ayah tidakkah kau ketahui kelaparan mereka adalah tanggungjawabmu karena kami takut jika engkau dahulu yang dimasukkan keneraka maka amat sangat berdosalah kami yang tidak menegurmu. Ayah walau bagaimanapun engkau tetap ayah kami tapi kami mau ayah jujur kepada kami agar doa kamipun menerangi hatimu.
Ayah kami tidak mengharapkan sepersen uangpun dari mu tapi yang kami harapkan adalah ayomanmu sebagai ayah dan doronganmu, ayah ikutilah kata hati tapi jangan ikuti bisikan syaitan. La ila ha illallah.[Rh]

*Ketua IKRH Cab Mesir Masa Bakti 2008-2009

No comments: