Monday 16 February 2009

Mahalnya Sifat Menghargai

Dengan perkembangan zaman yang semakin membahayakan dunia anak remaja, kadang membuat kita telah lalai akan makna “saling menghargai” kebanyakan orang terlalu sering mementingkan dan mengutamakan egonya sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain. Padahal Rasulullah diutus oleh Allah swt “Liutammi makarimul akhlaq” yang artinya untuk menyempurnakan akhlak dan beliau bersabda”hassinû akhlaqakum”.yang artinya perbaikilah akhlak kamu. Akhlak yang baik terbagi dua bagian yang pertama akhlak yang dhahir yaitu jasad manusia yang diketahui dengan penglihatan dan yang kedua akhlak yang batin yaitu ruh manusia yang diketahui dengan perasaan. ‘ali radiyallahu ‘anhu juga berkata didalam buku ihya ‘ulumuddin “akhlak yang baik ada tiga bagian yang pertama menjauhi hal-hal yang diharamkan salah satu contohnya memaki, menghina, dan memfitnah termasuk juga menyakiti hati orang lain yaitu tidak menghargai orang lain sehingga orang yang tidak dihargai ini merasa didhalimi, oleh karena itu sifat saling menghargai merupakan akhlak yang mulia dan merupakan fitrah manusia, ini tidak bisa dipungkiri dan dihindari.bahkan singa yang tidak mempunyai akalpun dan yang sangat terkenal dengan kegarangannya ia tak pernah mengganggu kaum sejenisnya, ini merupakan penghargaan sesama singa. Lalu bagaimana dengan kita sebagai manusia yang mempunyai akal dan perasaan akankah kita tidak menghargai sesama kita, maka sifat saling menghargai harus dikerjakan bukan dibicarakan. Yang kedua mendekati hal-hal yang halal seperti menghormati orang yang lebih tua dan yang ketiga adalah berlapangan terhadap keluarga,
Sipat saling menghargai sesama kita ini sudah jelas bahkan sudah ma’ruf ditubuh IKRH. Maka Sifat saling menghargai merupakan akhlak yang harus dibina dan dibangun agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan diantara kita. Berapa banyak orang yang tidak menjaga sifat saling menghargai telah terjerumus kedalam dunia sok atau angkuh bahkan perpecahan. Ditubuh IKRH sendiri alhmadulillah sifat saling menghargai sudah ada hanya saja sering lupa untuk mengamalkannya sebagaimana mahfuzat yang kita pelajari ketika kita duduk dikelas dua pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yaitu “al ‘ilmu bila ‘amalin kassyajari bilâ samarin” yang artinya ilmu tanpa amalan bagaikan pohon tanpa buah. . seperti acara-acara yang dilaksanakan panitia dari mulai acara pelantikan pada tanggal 5 Agustus 2008 hari Selasa sebagian warga IKRH lupa akan sifat menghargai panitia, begitu juga dengan panitia lupa akan menghargai warga IKRH yang hadir tepat waktu dan ketika acara kajian yang dilaksanakan departemen intelektual dan perpustakaan banyak diantara kita lupa akan sifat menghargai sipenanya bahkan kita memberikan kepada mereka tawakan bukan memberi semangat dan dukungan. ini hanya contoh kecil yang bisa kita petik dari kegiatan-kegiatan yang terlaksana.

Siapasih yang tidak mau dihargai tentu saja semua orang ingin dihargai dan dihormati. Tapi ingat satu hal penghargaan tak akan datang kepada kita kecuali kita yang harus mendatangkannya dengan cara berubah atau merubah akhlak yang jelek kehal yang lebih baik, seperti sastrawan mesir najib mahfuz ia tak akan mendapatkan sebuah “Noble” kecuali setelah ia berusaha mendapatkannya dengan pengorbanan-pengorbanan dan pemikiran yang ia curahkan.
Sebenarnya banyak orang yang terlalu mengharap penghargaan tapi lupa akan usaha bagaimana meraihnya, penghargaan sebenarnya amat mudah diperoleh jikalau kita mempunyai banyak kebaikan dan saling menghargai diantara kita, satu kebaikan yang kita laksanakan bisa jadi 30 puluh kebaikan yang akan kita peroleh dengan berlainan sumber baik materi maupun non materi. Contohnya Mari kita lihat tumbuh-tumbuhan yaitu mangga asalnya hanya satu benih biji kemudian menumbuhkan hasil berpuluh-puluhan mangga dan hewan katak bisa melahirkan ribuan keturunan hanya dari satu pasangan begitu juga dengan manusia hanya dari satu pasangan kemudian bisa terpencar memenuhi bumi. Begitulah dengan kebaikan, satu kebaikan seperti menghargai orang lain kemudian dibalas dengan doa orang tersebut maka berunglah orang yang menghargai, jikalau kita tidak menghargai orang lain kemudian ia terdhalimi maka doanya akan dikabulkan oleh Allah swt. Sebagaimana firman Allah swt yang artinya”maka barang siapa yang berbuat kebaikan seberat biji zarrah maka ia akan mendapat balasan sepertinya dan barang siapa yang berbuat kejelekan seberat biji zarrah maka ia akan mendapat balasan sepertinya”
Maka perlu kita ketahui sebab-sebab orang menjauhi sifat saling menghargai diantarnya 1. kekuatan insting atau tabiat yang jelek dikarenakan oleh ‘aib, sesungguhnya tabiat manusia yang jelek diantaranya ego, syahwat dan sifat sombong akantetapi kekutan syahwat ini yang sanagt payah untuk dihindari karena manusia semenjak dilahirkan dimuka bumi ini sudah mempunyai syahwat untuk makan, minum kemudian setelah tujuh tahun kemudian manusia memiliki sifat marah baru setelah itu baligh (sampai umur untuk melaksanakan perintah Allah swt dan menjauhi laranganNya) disinilah manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk semua ini merupkan fitrah bagi manusia tapi kita harus pandai membentenginya. 2. orang yang tidak taat kepada Allah swt karena kurangnya muraqobah kepadaNya dan kelalaian manusia sehingga tidak bisa membedakan antara yang hak dan yang batil namun yang sangat disayangkan ada diantara kita yang mengetahui kebaikan dan hikmah-hikmah sifat saling menghargai malah ia lalaikan begitu saja bahkan ia menghiasi akhlaknya dengan perbuatan yang jelek sehingga membuat dirinya hina dihadapan orang lain sebagaimana firman Allah swt yang artinya “maka Allah tidak akan mendhalimi mereka melainkan mereka sendiri yang mendhalimi diri mereka sendiri” bahkan ada yang beranggapan perbuatan yang jelek seperti tidak menghargai orang lain merupakan kewajiban yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan ia memandang ini merupakan kemuliaan yang mengangkat derajatnya diantara orang lain. Na’uzubillahi min jalik. 3. orang-orang yang suka show dihadapan orang lain biar dibilang hebat atau biar dibilang kuat sehingga merasakan kepuasan nafsu karena dapat mengejek si fulan Nastaghfirullah hal’ajim.dan yang ke 4. kemalasan yang dipupuk didalam diri kita sehingga mengkibatkan tersinggungnya orang disekitar kita.
Maka dari itu penulis mengajak diri pribadi dan para pembaca dengan beberapa cara agar kita bisa saling menghargai antara sesama muslim khususnya antara warga IKRH diantaranya yaitu 1. sayangilah orang lain seperti kita menyayangi diri kita sendiri sebagaimana sabda rasulullah saw “al-mukminu yuhibbu liakhihi mâ yuhibbu linafsihi” yang artinya orang mukmin mencintai sudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. 2. memperbaiki akhlak dengan mengutamakan muraqabah kepada Allah 3. melatih diri dan hati agar sering menghargai dan menghormati orang lain dengan berzikir dan sealau menganggap orang lain lebih baik dari kita sehingga terbiasa dikemudian hari untuk berbuat kebaikan.

Ketahuilah wahai sahabat-sahabat dan saudara-saudaraku bahwasanya semua manusia sangat bodoh dan kabur tidak kelihatan dengan ‘aib-‘aib dirinya sendiri maka apabila seseorang yang berusaha untuk meniggalkan maksiat dan mengutamakan saling menghargai diantara umat islam khususnya warga IKRH maka ia telah memilki akhlak yang mulia sebagaimana sabda rasulullah “lâ yahillu limukminin ayyusyira ila akhihi binadhrotin tukjihi” yang artinya tidak dibolehkan bagi seorang mukmin ketika menunjuk kepada saudaranya dengan penglihatan yang menyakitkan” oleh karena itu ketahuilah sesungguhnya husnul khulqi adalah merupakan iman, sedangkan suul khulqi adalah kemunafikan. Dan Menghindari lebih baik daripada pengobatan “al-’ilaju khairum minatdai” Wallahuwa’lam bisshawab. Waslm..[Rh]

No comments: