Thursday 25 February 2010







Kenangan Masisir

Oleh: Mohd. Yusuf Hasibuan

Kejadian dan peristiwa, kadang membuat manusia terlena akan hikmah dari peristiwa yang dilalui, dan sebuah peristiwa juga membawa dampak negatif bagi seseorang, dan terkadang membuat hidup semakin positif. Lalu mari kita lirik sekilas tentang kejadian yang mengangkat nama baik kota mesir seperti adanya kader Masisir (Mahasiswa Indonesia Kairo) yang memiliki kualitas dalam bidang tulis-menulis. Diantaranya; Habiburrahman yang telah menghasilkan puluhan karya seperti novel yang beliau karang, Ayat-ayat cinta dan Ketika cinta bertasbih dll. Siapa yang tak mengenal novel-novel hasil karya beliau yang begitu mashur dan sangat mujarab membuat orang-orang yang terlena, bahkan ada yang terjebak dengan cerita fiksi belaka itu. Maka tidak heran jikalau beliau sekarang menjadi buah bibir masyarakat Indonesia, bahkan merambat kedunia internasional. Apalagi novel ayat-ayat cinta sekarang sudah difilmkan, sehingga semakin banyak orang yang terkesima dengan kisah cinta yang disuguhkan dan difilmkan. Ini semua agar kita meniru cara hidup dan berinteraksi yang benar sebagaimana yang telah diajarkan agama islam.

Apalagi dengan adanya film ketika cinta bertasbih, yang menyuguhkan kisah cinta yang sangat menarik dan membawa angin islami. Kedua kisah film ini digambarkan kejadiannya dikota mesir, sehingga nama kota mesir sekarang menjulang “keangkasa” seolah-olah Mesir sekarang sebagai pusat “peradaban cinta” dan menjadi sorotan mata. Namun semua hal ini bukanlah membuat kita sebagai masisir, menjadi sombong dan angkuh dihadapan masyarakat Indonesia, akantapi alangkah lebih baiknya kita merendahkan diri dengan menghasilkan karya-karya yang lebih banyak lagi. Akantetapi Dibalik kejadian semua ini ada yang masih mengganjal dihati kita dan menjadi tinta hitam bagi masyarakat Indonesia, yaitu dengan berbagai macam kejadian telah menimpa kita, seperti; tertangkapnya 4 orang masisir yang diduka telah mengikuti organisasi terlarang ikhwanul muslimin, yang mana mereka dipenjara selama 4 hari. Sehingga media-media Indonesia “kebanjiran” berita dan kegirangan, karena dapat memenuhi rubrik-rubrik yang kosong. Sekarang masyarakat Indonesia khususnya yang memiliki anak dinegeri sungai nil ini, merasa khawatir dengan keadaan kita di mesir. sampai-sampai ada diantara mereka menghubungi anak mereka dengan rasa khawatir dan gelisah.

Apalagi dengan kejadian yang lebih menghebohkan masyarakat dan masisir khususnya, yaitu meninggalnya seorang mahasiswa yang tenggelam dipantai syarm al-syeikh. ketua IKPM dan panitia sebagai penyelenggara telah memberikan keterangan tentang tragedi yang dialami oleh anggotanya kepada mahasiswa kairo dan bapak-bapak KBRI. Sebagaimana yang telah disampaikan ketua IKPM “bahwasanya sebab-akibat beliau meningggal, karena ditinggal oleh dua orang temannya, yang sebelumnya mereka berdua diminta almarhum badrun untuk mengajari beliau berenang. Namun kedua sahabatnya ini enggan untuk mengajarinya, kemudian mereka meninggalkannya ditepi pantai, tak berapa lama saat mereka berdua kembali lagi ketempat semula, mereka tidak menemukannya sama sekali. Sehingga mereka menyangka almarhum sudah kembali ketempat bus, namun dugaan mereka terhadap almarhum salah. Untungnya ada salah seorang warga Thailand yang kebetulan ikut serta dalam tour kali ini, ia menemukan mayat saudara badrun hanyut. Kemudian ia berteriak dan meminta pertolongan kepada peserta tour lainnya, sehingga mereka semua terkejut dan sedih dengan dikelabui oleh kepanikan dan gelisah. Maka kamipun langsung beranjak pulang dari tempat tour

Lain lubuk lain pula ikannya, pepatah ini telah menggambarkan bahwasanya lain waktu lain pula masalahnya, maka tidak heran jikalau kita menemukan ciptaan Allah Swt seorang manusia dengan manusia lain yang memiliki sidik jari yang berbeda. Ini menandakan keagungan Allah Swt. Maka ditempat yang lain dan waktu yang berbeda ada kisah lain lagi, yaitu meninggalnya salah seorang sahabat kita karena penyakit jarang tidur malam, sehingga meninggal dunia. Ini merupakan pelajaran terbesar bagi kita semua, agar kita bisa mengambil i’tibar dan hikmah dari kejadian tersebut dan tidak terulang kembali bagi Masisir dan bagi kita semua khususnya bagi saya sebagai penulis, dan marilah kita sering-sering menjaga kesehatan badan dan selalu berhati-hati dalam melaksanakan aktivitas.

Dilain kesempatan ternyata kita telah menghadapi masalah yang berbeda “corak” yaitu kejadian perampokan yang merajalela disekitar kita, bahkan masisir merasa tidak nyaman lagi untuk bersilaturahmi kerumah teman-teman. Terbukti dari mulai kehilangan barang-barang sampai kehilangan “darah” sebagaimana yang telah terjadi dirumah makan sehati. Bahkan yang sangat menyedihkan lagi, bahwasanya ketua DKKM kita periode 2009-2010 Ust. Arif Billah telah menjadi sasaran didalam membela korban. Nah, beliau saja yang begitu lincah dan sebagai pengayom masisir telah terkena sasaran penjahat, bahkan ia telah mengalami 8 jaitan kurang lebih disekitar kepalanya. lalu bagaimana dengan diri kita ? apakah bisa membela diri atau malah menjadi korban yang jauh lebih parah lagi. Na’udzubillah Min Zalik.

Disisi yang lain Negara kita tercinta indonesia sekarang tepatnya pada tanggal 2009 mengalami berbagai macam bencana dari mulai banjir, longsor, sampai gempa diberbagai daerah seperti: Jawa Barat, Padang (Sumatera Barat), Jambi, Irian Jaya dll. Begitu juga dengan tahun 2010 ini, lebih banyak lagi bencana yang telah kita lalu, seperti; masalah perseteruan Kapolri dan KPK, bank Cantury, dan masalah pema’julan. Dari permasalahan-permasalahan ini, apakah mungkin masa kehancuran muka bumi ini telah tiba atau hanya sebagai peringatan bagi umat manusia khususnya yang beragama islam. Sehingga Allah Swt mengingatkan kita dengan berbagai macam musibah dan cobaan.

Lalu marilah kita intropeksi diri dengan menanyakan diri kita, Apakah semua peristiwa diatas sebagai peringatan bagi masisir atau sebagai petanda bahwa kita akan menghadapi masalah yang lebih besar lagi ? lalu solusi apa yang bisa kita berikan dan kita konstribusikan terhadap dunia masisir ini ? kalau memandang sekilas terkadang kita mengira itu semua adalah hal yang tidak berarti lagi dan tidak perlu diperhatikan, dan bahkan ada yang mengira ini hanya kebetulan saja, memang kalau dikaji-kaji, ini semua adalah sudah menjadi ketetapan ilahi, akantetapi kita sebagai masisir yang memiliki ilmu masih mempunyai kesempatan untuk ikhtiyar atau usaha. Maka saya sebagai penulis amat merasa terpukul dan tercambuk dengan berbagai macam kejadian yang telah kita hadapi sekarang ini. Apalagi yang sahabat-sahabat kita yang telah merasakan dan telah ditimpa musibah, sungguh betapa pilunya hati mereka.

Oleh karena itu ada solusi yang kami tawarkan untuk para pembaca demi meringankan kita semua. Pertama; dekatkanlah diri kita kepada ilahi yang maha agung, dengan menadahkan kedua belah tangan dan mengadukan segala kejadian-kejadian dan kesusahan-kesusahan yang kita hadapi, sebagaimana firman Allah Swt yang artinya ”apabila hambaku meminta kepada ku sesungguhnya aku amat sangat dekat, dan aku akan mengabulkan doa para pendoa.” Maka marilah kita tanamkan tekad didalam diri kita, agar jangan terlalu banyak mengeluh dan mengomel, bahkan memperdebatkan masalah yang tidak perlu didebatkan.

Kemudian yang kedua adalah marilah kita selalu waspada dan berhati-hati dimanapun kita berada, karena kejadian-kejadian yang tidak diinginkan bisa terjadi saat kita lalai. Apalagi masalah penjamberetan, kita harus lihai dan cermat dalam melangkahkan kaki dan memandang orang-orang disekitar kita. Terutama ketika kita berjalan jauh yang menelan waktu 2 jam sampai puluhan hari. Dan cara yang ketiga yaitu kita sebagai masisir harus mengenal orang-orang mesir disekitar kita, baik dengan bermuamalah maupun dengan membagikan sedikit rezeki kita kepada tetangga-tetangga kita orang mesir dengan ikhlas. Sehingga membuat hati mereka luluh kepada kita. Mudah-mudahan dengan tinta yang sedikit ini menjadi pengobat luka dihati dan pedoman bagi kita semua. Karena khalifah Umar Bin Khattab selalu mengingatkan para sahabat tentang menghitung dan mentadabburi permasalahan-permasalahan yang telah kita hadapi sebagai cerminan dimasa yang akan datang. Sehingga senyuman kita dahulu bisa kita raih kembali tanpa harus mengubur rasa duka.

No comments: