Thursday 19 February 2009

AlunPertemuan

Oleh: Mohd Yusuf Hasibuan

Teng..teng..teng.., begitulah yang sering terdengar dari lonceng gereja pada setiap hari Minggu yang membuat para jamaah semangat untuk beribadah. Nyanyian-nyanyian yang disenandungkan di setiap gereja, menggemakan suara pujian dan siraman rohani dari para pendeta. Namun, sudah menjadi kebiasaan bagiku dan adikku, Eva Posmawati, yang masih berumur 10 tahun, setelah pulang dari gereja pergi ke kebun binatang Rahmat Sah Galeri Medan, yang terletak 300 m dari rumah kami. Berbulan-bulan kami melakukan kebiasaan ini, hanya berdua ditengah kesibukan kedua orang tua kami yang asyik mengurus bisnis, dan mengelola gereja demi tercapainya target kristenisasi yang meluas. Adikku sangat senang bila kubawa ke kebun binatang, karena ia bisa bertemu dengan binatang yang ia cintai, yaitu gajah.
Suatu hari, di tengah panasnya terik mentari, kami menyeberangi jalan raya. Adikku melirik ke kanan sambil berlari karena melihat jualan es krim. Tak kusadari ternyata genggaman tanganku telah terlepas dari genggaman adikku. Pada saat itu, terjadilah kejadian yang tak ku inginkan. Adikku yang aku sayangi dilanggar kereta, sehingga ia mengalami pendarahan, bahkan pingsan tak sadarkan diri. Aku yang begitu kaget dan bingung langsung minta tolong agar dibawakan ke rumah sakit. Beruntung nyawa adikku masih dapat diselamatkan. Walau demikian, kemarahan kedua orang tuaku tetap saja tak reda-reda, hingga akhirnya mereka mengusirku dari rumah. Ayahku berkata: "Josep..! Kamu ini bagaimana sih? Dasar abangan yang tidak bertanggungjawab..! Kemana aja kamu sehingga ini bisa terjadi?" Aku yang begitu lugu hanya dapat diam membisu. Tak sepatah katapun yang terucap di hadapan ayah dan ibuku. Karena aku sangat merasa bersalah dan keliru. Kemudian ayahku mengangkat suaranya sambil berkata: "Pergi..! Pergi dari rumah ini dan jangan pernah kembali!" Ibuku menangis tersedu-sedu karena khawatir berpisah denganku. Namun, apa boleh buat, ini semua kemauan ayahku. Ku langkahkan kakiku satu-persatu untuk menuju kehidupan baru.
Rasanya sulit bagiku untuk membuka lembaran baru dari kehidupan yang bahagia. Namun aku harus terus melangkah, mengikuti arus-arus kehidupan demi kelangsungan kehidupanku. Aku terus berjalan menorobos keheningan malam yang sunyi, hawa dingin yang menggigilkan, di tengah tidur nyenyaknya orang-orang, di tepi arus istirahat, di kegelapan yang meraba-raba. Aku terus berpikir dan berusaha mencari pekerjaan, hingga akhirnya aku diterima bekerja dibengkel Pak Khairul Saleh yang beragama Islam. Ia sering mengajakku ke mesjid untuk menunaikan shalat. Saat itu, aku tidak tahu-menahu tentang Islam. Bahkan dalam gerakan shalat, aku selalu melirik ke kanan dan ke kiri untuk bisa menirukan gerak-gerakan mereka. Hari demi hari kulakukan semua ini, membuat mereka, para jamaah heran dan bertanya: "Nak sebenarnya apa agamamu dan siapa orangtuamu?" "Agamaku Nasrani, ayahku Pak Mamora", jawabku. Ternyata mereka sangat mengenal ayahku dengan gerakan kristenisasinya. Hal ini membuat mereka marah kepadaku. Mereka sering mencaciku setiap aku pergi ke mesjid, terlebih ketika Pak Saleh menyuruh aku membersihkan mesjid.

Hari berganti hari, bulan pun silih berganti, cacian dan hinaan terus ku terima. Hatiku terasa perih sekali. Sehingga pernah terbersik dalam hatiku perkataan: "Awas kamu orang Islam. Aku akan memeluk Islam untuk membohongi kamu, merusak dan memurtadkan orang-orang Islam." Itulah tujuan utamaku. Betapa bahagianya, masyarakat sekitar, para tetangga Pak Khairul Saleh dengan keislamanku. Namaku pun diganti dari Josep menjadi Yusuf Abdullah. Bahkan ada diantara mereka yang siap membiayai kebutuhan hidup dan pendidikanku, sehingga aku dimasukkan ke pesantren salafi. Setelah dua tahun berada di pesantren, aku mulai beraksi untuk membohongi orang-orang Islam yang bodoh tentang agama. Misalnya dengan mengeluarkan argumen yang bertentangan dengan ajaran agama Islam itu sendiri, yaitu membolehkan shalat lima waktu dijamak kapan pun dan dimana pun, padahal hakikat yang sebenarnya shalat lima waktu tidaklah boleh dijamak sekehendak hati. 'Di belakang mereka', aku tertawa terbahak-bahak, karena dapat mempengaruhi sebagian mereka.
Namun, ketika aku telah memasuki tahun yang keempat di pesantren salafi tersebut, aku baru mengetahui sesuatu yang baru, melalui pelajaran Muqâranah al-Adyân (perbandingan agama). Semenjak itulah aku baru sadar, bahwasanya tuhan kami menjadi tuhan karena dilantik. Logikaku mengatakan bahwa tidak ada tuhan yang dilantik, kalau dilantik berarti dia sebatas

bersambung..................

Tuesday 17 February 2009

Rupiah "disembunyikan" Dolar merajalela

oleh: Mohd.Yusuf Hasibuan

Ya Allah Tinggikanlah nilai rupiah kami, Amin.

1)Renovasi Gedung DPR
JAKARTA - Di saat negara sedang kesulitan uang, renovasi Gedung Nusantara I DPR memakan biaya yang mengejutkan. Kabarnya, untuk renovasi ruang kerja dan toilet plus keramiknya dan furniturnya, DPR mengeluarkan kocek Rp33 miliar lebih.]

2)Dialog dengan roh Amrozi
"Bagaimana pendapat Anda tentang hukuman mati yang baru saja Anda jalani?" tanya saya.
"Telah terjadi kebodohan yang sangat besar. Negara bertindak bodoh terhadap proses hukuman mati itu. Bayangkan, hukuman yang sebetulnya bisa dilaksanakan dengan biaya hanya Rp 100.000 (seratus ribu), khok bisa menelan biaya Rp 22 miliar. Coba Ki Sanak bayangkan, hanya untuk menghukum mati tiga orang negara harus mengeluarkan uang sebesar itu. Saya mencurigai ada pembengkakan biaya dalam pelaksanaan upacara itu. Atau setidaknya menciptakan hal-hal yang tidak perlu untuk bisa mendapatkan dana, misalnya pengamanan yang berlebihan," katanya dengan suara tetap lantang.

3)Yusril Dipanggil, Pekan Depan
Yusril Ihza Mahendra dipanggil Kejaksaan Agung pekan depan dalam kasus korupsi Sistem Administrasi Badan Hukum Departemen Hukum dan HAM. Sebelumnya, tiga tersangka menyebut keterlibatan mantan Menteri Hukum dan HAM tersebut. Yusril sendiri menyatakan siap bertanggung jawab dalam kasus yang merugikan negara Rp 400 miliar itu.


4)Akhirnya, Besan Presiden Jadi Tersangka
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melangkah maju dalam kasus aliran dana Bank Indonesia. Hari ini, KPK menetapkan mantan Deputi Gubernur Bank Indonesia Aulia Pohan sebagai tersangka. Sebelum ini, keterlibatan besan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini telah disebut sejumlah saksi persidangan kasus yang mengakibatkan kerugian negara Rp 100 miliar lebih itu.

5)KPK Akan Tahan Tersangka Lain
setelah Danny
Danny ditahan atas dugaan korupsi pengadaan alat berat, mobil pemadam kebakaran (damkar) dan radiogram senilai Rp 56 miliar dari total proyek senilai Rp 101 miliar pada APBD 2004.

6)KPK Incar Kasus-kasus di Papua
Salah satu fokus kasus yang kini ditangani KPK adalah kasus dugaan korupsi yang melibatkan Bupati Yapen.
Dalam waktu dekat Bupati Yapen, Daud Soeleman Betawi, akan segera dibawa ke pengadilan, terkait kasus tindak pidana korupsi penyimpangan dana APBD tahun 2005-2006.
Dari data yang didapat dugaan korupsi di Papua seperti di Kabupaten Waropen APBD 2004–2005 Rp 11,11 miliar, Kabupaten Waropen Otsus 2004 Rp 8,4 miliar, Kabupaten Yapen Waropen Otsus 2004 Rp 8,3 miliar, Kabupaten Tolikara (non-DIP) Rp 28,29 miliar.

7)”Otak” Korupsi di Dephukham Akan Diungkap
Dalam proyek sisminbakum ini ditengarai 90 persen pendapatan pelayanan permohonan pemesanan nama perusahaan dan pendirian serta perubahan badan hukum melalui notaris mengalir ke PT SRD.
Sebelumnya Marwan menegaskan akan memeriksa semua pihak yang terlibat dalam kasus dugaan korupsi sisminbakum di Dephukham, yang merugikan keuangan negara mencapai Rp 400 miliar.

8)Korupsi, Ketua DPRD Konawe Dipenjara

Kendari - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Konawe, Provinsi Sulawesi Tenggara, Abdul Samad dan kawan-kawan yang menjadi terpidana kasus dugaan korupsi dana pesangon dewan senilai Rp 2 miliar, Jumat (31/10)
9)Al Amien ”Pegang” Uang untuk Menhut Kaban
terdakwa Al Amien Nur Nasution. Mantan anggota Komisi IV DPR itu menyebut nama Kaban di dalam rekaman percakapan telepon hasil sadapan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tertanggal 10 Januari 2008.meski rekaman telah diperdengarkan, Al Amien tidak mengakuinya. Bahkan, dia mengaku lupa itu adalah suaranya.”Saya lupa,” ujarnya ketika dikonfirmasi oleh majelis hakim apakah itu benar suara dia.
Di kesempatan sama, suplier PT Data Script, Sugeng Irianto, rekanan Departemen Kehutanan (Dephut) dalam proyek pengadaan GPS Geodetik, GPS Handheld, dan Total Station mengaku, menyerahkan uang hingga mencapai Rp286 juta untuk Al Amien Nur Nasution.

9)Perkaya Orang Lain, Oey dan Rusli Dituntut Enam Tahun
menurut Jaksa Nur Chusniah, melampaui tugas dan kewenangan keduanya.
“Sehingga memperkaya orang lain yaitu para mantan petinggi BI dan anggota DPR serta merugikan negara sebanyak Rp 100 miliar,” urainya dalam pembacaan tuntutan yang dipimpin Jaksa Agus Salim di Pengadilan Tipikor, Senin (27/10).

Monday 16 February 2009

Kartu Kuning Itu Kritik Membangun

Oleh : Mohd. Yusuf Hasibuan

Setelah pemilu raya PPMI diadakan pada tanggal 13 Agustus 2008 lalu. Dalam kesempatan itu, dimenangkan oleh pasangan Yazid dan Heri (No. 3) dengan perolehan suara 713. Banyak diantara mahasiswa kembali mencari kesibukan sebagaimana biasanya. Begitu pula presiden yang baru terpilih, mereka menyusun kabinet baru, guna mempersiapkan kinerja setahun kedepan. Kemudian merencanakan acara pelantikan yang diagendakan pada hari Sabtu, 25 Agustus 2008. Kita mau menengok dan mencermati dengan bijak, tidak sedikit kerancuan yang kita dapati pada kepengurusan PPMI tahun ini dan kurangnya profesionalisme berorganisasi dalam tubuh PPMI. Beberapa diantaranya, akan disampaikan penulis dalam kesempatan ini.

Setelah penentuan tanggal dan tempat, ternyata terbentur dengan banyaknya organisasi lain yang melaksanakan acara pada waktu yang sama. Fenomena ini membuahkan pertanyaan bagi Masisir, apakah unsur sengaja atau hanya khilaf ? Hemat penulis, kemungkinan besar di balik semua ini ada pesaing politik yang kurang mendukung kepengurusan yang baru. Atau bahkan mencari sesuatu untuk menghalang-halangi kinerja DPP-PPMI periode XIV Masa Bakti 2008-2009.

Lebih jauh lagi, dan cukup memprihatinkan, ketika acara pelantikan PPMI diadakan pada tanggal 25 agustus 2008 ternyata agenda tersebut diundurkan dengan alasan sedikitnya hadirin yang datang. Dari sini kita bisa menilai bahwasanya presiden PPMI masih kurang dalam memahami menejemen waktu, begitu juga dalam mengambil sikap dan tindakan. Bisa jadi, banyak keraguan atau rasa bimbang yang mereka rasakan. Atau dibalik itu banyak yang mempolitisi mereka.

Lagi-lagi merupakan sedikit titik lemah, satu hari sebelum pelantikan; pada hari Sabtu, 25 Agustus 2008, ada salah satu dari masisir sebagai ‘Tim Peminimalisir Organisasi’ menanyakan tentang nama-nama utusan dari kekeluargaan. Saat itu terjadi perbincangan yang singkat dan cukup ramah: ” Assalamulaikum, dengan siapa ya Pak? Sebelumnya, maaf malam-malam nelpon. Begini, besok kami akan mengadakan pelantikan (salah satu kekeluargaan di Mesir) jadi kami mau bertanya, siapa yang menjadi delegasi DP PPMI tahun ini dari kekeluargaan kami Pak?” Pertanyaanpun dijawab dengan nada yang rendah: “Wa’alaikum salam, ini saya seketaris pertama. Begini Pak, kalau masalah utusan dari kekeluargaan Antum, kami kurang tahu.” Mendengar jawaban yang tidak mengena dari seorang kabinet PMMI tadi si penelpon akhirnya melontarkan pertanyaan yang lain. ”Kalau memang demikian, begini saja Pak, konkritnya Antum bacakan saja semua nama-nama kabinet mungkin kami tahu salah satu dari mereka, dan yang kami maksudkan” Bapak seketaris PPMI menerima permintaan. Dengan penuh rasa ragu, ia membacakan semua nama-nama staf kabinet “Masisir Bangkit.” Setelah dibacakan penelpon menuturkan: “Oh…, Pak dari nama-nama itu yang kami kenal, Ana rasa itu salah satu anggota kekeluargaan kami, yang bagian Menko tiga itu juga dari kekeluargaan kami.” Herannya, Pak sekretaris menjawab: “Iya. Yang satu memang dari kekeluargaan Antum, tapi yang menjabat Menko tiga itu bukan. Karena kami lihat di data yang ada, beliau berasal dari kekeluargaan KMB.” Keesokan harinya, baru terbongkar. Ternyata jawaban yang dikatakan Bapak Seketaris PPMI, kurang tepat.

Dinamika keorganisasian seperti ini cukup membingungkan. Bagaimana bisa elite mahasiswa (PPMI) yang mempunyai kapasistas dan integritas yang tinggi, tidak mengetahui masalah yang relatif kecil seperti ini. Lain lain, yang mungkin membuat kita semakin bingung. Kepada siapa kita harus bertanya, atas kesalahan formatur tersebut. Apakah kepada tim formatur PPMI yang baru? Atau kesalahan ini dilimpahkan kepada kekeluargaan yang mengutus anggotanya, karena tidak memahami kode etik pencalonan dan perolehan kursi menteri? Kalau memang demikian adanya, harapan kita semoga semua pihak yang bersangkutan mau mengintrofeksi dan terus berusaha profesional dalam berorganisasi agar tidak terjadi kekeliruan dikemudian hari.

Berlanjut hari keempat setelah pelantikan Presiden beserta jajarannya, yang baru mulai merancang program kerja setahun kedepan. Diawali dengan penabalan nama kabinet yaitu kabinet “Masisir Bangkit.” Dari penyusunan anggota kabinet saja banyak kejadian yang rancu, seperti yang terjadi diatas. Selain itu ada contoh kecil yakni kurangnya kedisiplinan presiden baru dalam pemilihan staf-stafnya karena ada sebagian kekeluargaan tak tersentuh bahkan tidak mendapatkan surat pengiriman delegasi, ini merupakan kemunduran kinerja Kabinet “Masisir Bangkit.” Kalau ditilik ini mengandung unsur kefanatismean atau kesepihakan yang disanjung dan didahulukan. Apa begini sebenarnya kepemimpinan yang ideal dan profesional yang kita pahami? Kalau begini, kapan kita bisa memulai kejujuran dan kebijaksaan? Atau lebih baik, kita diam seribu bahasa dan hanya mengangguk kepala saja. Kalau memang iya, lambat laun kita akan berhadapan dengan kehancuran. Naûubillâh min dzâlik. Sebagai bangsa yang berluhur tinggi hal ini, tentunya sama-sama tidak kita harapkan.

Berikutnya, sedikit menyoroti program “Academic Award dan Takrimul Mutafawwiqin” yang digelar pada tanggal 15 September 2008, sebagai ajang peningkatan intelektualitas, program cukup sangat besar dan membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dari penyebaran pamplet-pamlet dan offline sudah sangat bagus hanya saja banyak yang sudah dibohongi. Ternyata acara yang direncakan pada tanggal tersebut dicancel alias gagal karena tempat yang diagendakan, Shalah Kamil telah diboking pihak Mesir. Untuk titik lemah ini, siapakah yang harus bertanggung jawab dan kita tanyakan? Apakah panitia atau kabinet Masisir Bangkit? Kita tidak mengharapkan gara-gara satu acara diundurkan, akan banyak acara yang akan dikorbankan lagi, berupa perubahan jadwal dan sebagainya.

Dari cerita diatas kita bisa melihat awal mula kinerja PPMI tahun ini terkesan sangat amburadul dan suka memainkan kata-kata yang membingungkan. Beginikah pemimpin yang kita harapkan. Sungguh, ironis hemat kami, kalau sosok pemimpin yang kita dukung adalah yang penuh dengan titik lemah. Akan menunggu berapa puluh tahun lagi Indonesia kita akan maju? Kita semua berharap mempunyai sosok pemimpin yang cepat tanggap atau sur’atul khâtir. Sosok pemimpin yang sejati, pandai untuk mencari solusi. Dan tidak bersikap mengalah begitu saja selagi itu benar. Sehingga, diharapkan tidak terjadi lagi pengunduran berbagai macam agenda. Tentunya tidak menutup mata untuk senantiasa memakai kode etik keorganisasian yang professionalisme yang dikedepankan. Sebab kalau sekiranya tidak demikian, maka akan terbentur dengan kartu kuning selayaknya dalam sebuah permainan bola yang mempunyai peraturan dan kode etik. Para pemain (elite) harus bermain profesional, menjaga sportifitas, kekompakan tim dan tidak melupakan kode etik. Sehingga para wasit tidak mengeluarkan kartu kuning, yang kapan saja bisa terjadi atas keteledoran atau kekhilafan. Para fans tidak kecewa dan penonton lainnya yang budiman dapat terhibur, lega dan menikmati permainan yang jitu.

Tulisan ini merupakan kritik membangun penulis, sengaja dihadiahkan untuk kepengurusan PPMI yang baru untuk membuka mata. Sekali lagi, tak lain, untuk membangun. Sekaligus sebagai tantangan PPMI kedepan agar tidak takut-takut dalam mengambil tindakan dan inisiatif demi kemaslahatan. Terus maju mengambil dan membela hak mahasiswa—selaku rakyat intelek bangsa ini yang harus terus dibangun dalam berbagai aspek—baik dari pihak pemerintah (baca: KBRI) ataupun yang lainnya. Tentunya, dengan tidak menenyampingkan kewajiban dengan baik dan benar. Jangan khawatir dengan halangan atau hanya duri kecil yang berada di tengah laluan, kita sama-sama membersihkannya dari jalan. Hingga akhirnya, jalan dan dinamika keorganisasian mahasisa Mesir bisa bersih tanpa halangan dan berupaya untuk terus maju. Seperti dalam miniatur persepak bolaan yang kami singgung diatas, para fans dan penonton aktif akan terus mengikuti jalannya permainan dengan baik. Dan memberikan kritik yang membangun mana kala para pemain (baca: elit mahasiswa) khilaf. Mudah-mudahan kepengurusan sekarang tetap semangat dan berani mengambil resiko demi kemaslahatan masisir, umat dan bangsa. Amîn. Marilah kita sama-sama bercermin, menuju arah yang lebih baik. Terahir, ada baiknya untuk merenungkan petuah yang mengatakan: kun asadan fi al hasanât wa lậ takun ka al fa’ri fi as sayyiật—jadilah seperti singa dalam kebenaran dan jangan seperti tikus dalam keburukan—

Mahalnya Sifat Menghargai

Dengan perkembangan zaman yang semakin membahayakan dunia anak remaja, kadang membuat kita telah lalai akan makna “saling menghargai” kebanyakan orang terlalu sering mementingkan dan mengutamakan egonya sendiri tanpa memikirkan perasaan orang lain. Padahal Rasulullah diutus oleh Allah swt “Liutammi makarimul akhlaq” yang artinya untuk menyempurnakan akhlak dan beliau bersabda”hassinû akhlaqakum”.yang artinya perbaikilah akhlak kamu. Akhlak yang baik terbagi dua bagian yang pertama akhlak yang dhahir yaitu jasad manusia yang diketahui dengan penglihatan dan yang kedua akhlak yang batin yaitu ruh manusia yang diketahui dengan perasaan. ‘ali radiyallahu ‘anhu juga berkata didalam buku ihya ‘ulumuddin “akhlak yang baik ada tiga bagian yang pertama menjauhi hal-hal yang diharamkan salah satu contohnya memaki, menghina, dan memfitnah termasuk juga menyakiti hati orang lain yaitu tidak menghargai orang lain sehingga orang yang tidak dihargai ini merasa didhalimi, oleh karena itu sifat saling menghargai merupakan akhlak yang mulia dan merupakan fitrah manusia, ini tidak bisa dipungkiri dan dihindari.bahkan singa yang tidak mempunyai akalpun dan yang sangat terkenal dengan kegarangannya ia tak pernah mengganggu kaum sejenisnya, ini merupakan penghargaan sesama singa. Lalu bagaimana dengan kita sebagai manusia yang mempunyai akal dan perasaan akankah kita tidak menghargai sesama kita, maka sifat saling menghargai harus dikerjakan bukan dibicarakan. Yang kedua mendekati hal-hal yang halal seperti menghormati orang yang lebih tua dan yang ketiga adalah berlapangan terhadap keluarga,
Sipat saling menghargai sesama kita ini sudah jelas bahkan sudah ma’ruf ditubuh IKRH. Maka Sifat saling menghargai merupakan akhlak yang harus dibina dan dibangun agar tidak terjadi hal yang tidak diinginkan diantara kita. Berapa banyak orang yang tidak menjaga sifat saling menghargai telah terjerumus kedalam dunia sok atau angkuh bahkan perpecahan. Ditubuh IKRH sendiri alhmadulillah sifat saling menghargai sudah ada hanya saja sering lupa untuk mengamalkannya sebagaimana mahfuzat yang kita pelajari ketika kita duduk dikelas dua pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yaitu “al ‘ilmu bila ‘amalin kassyajari bilâ samarin” yang artinya ilmu tanpa amalan bagaikan pohon tanpa buah. . seperti acara-acara yang dilaksanakan panitia dari mulai acara pelantikan pada tanggal 5 Agustus 2008 hari Selasa sebagian warga IKRH lupa akan sifat menghargai panitia, begitu juga dengan panitia lupa akan menghargai warga IKRH yang hadir tepat waktu dan ketika acara kajian yang dilaksanakan departemen intelektual dan perpustakaan banyak diantara kita lupa akan sifat menghargai sipenanya bahkan kita memberikan kepada mereka tawakan bukan memberi semangat dan dukungan. ini hanya contoh kecil yang bisa kita petik dari kegiatan-kegiatan yang terlaksana.

Siapasih yang tidak mau dihargai tentu saja semua orang ingin dihargai dan dihormati. Tapi ingat satu hal penghargaan tak akan datang kepada kita kecuali kita yang harus mendatangkannya dengan cara berubah atau merubah akhlak yang jelek kehal yang lebih baik, seperti sastrawan mesir najib mahfuz ia tak akan mendapatkan sebuah “Noble” kecuali setelah ia berusaha mendapatkannya dengan pengorbanan-pengorbanan dan pemikiran yang ia curahkan.
Sebenarnya banyak orang yang terlalu mengharap penghargaan tapi lupa akan usaha bagaimana meraihnya, penghargaan sebenarnya amat mudah diperoleh jikalau kita mempunyai banyak kebaikan dan saling menghargai diantara kita, satu kebaikan yang kita laksanakan bisa jadi 30 puluh kebaikan yang akan kita peroleh dengan berlainan sumber baik materi maupun non materi. Contohnya Mari kita lihat tumbuh-tumbuhan yaitu mangga asalnya hanya satu benih biji kemudian menumbuhkan hasil berpuluh-puluhan mangga dan hewan katak bisa melahirkan ribuan keturunan hanya dari satu pasangan begitu juga dengan manusia hanya dari satu pasangan kemudian bisa terpencar memenuhi bumi. Begitulah dengan kebaikan, satu kebaikan seperti menghargai orang lain kemudian dibalas dengan doa orang tersebut maka berunglah orang yang menghargai, jikalau kita tidak menghargai orang lain kemudian ia terdhalimi maka doanya akan dikabulkan oleh Allah swt. Sebagaimana firman Allah swt yang artinya”maka barang siapa yang berbuat kebaikan seberat biji zarrah maka ia akan mendapat balasan sepertinya dan barang siapa yang berbuat kejelekan seberat biji zarrah maka ia akan mendapat balasan sepertinya”
Maka perlu kita ketahui sebab-sebab orang menjauhi sifat saling menghargai diantarnya 1. kekuatan insting atau tabiat yang jelek dikarenakan oleh ‘aib, sesungguhnya tabiat manusia yang jelek diantaranya ego, syahwat dan sifat sombong akantetapi kekutan syahwat ini yang sanagt payah untuk dihindari karena manusia semenjak dilahirkan dimuka bumi ini sudah mempunyai syahwat untuk makan, minum kemudian setelah tujuh tahun kemudian manusia memiliki sifat marah baru setelah itu baligh (sampai umur untuk melaksanakan perintah Allah swt dan menjauhi laranganNya) disinilah manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk semua ini merupkan fitrah bagi manusia tapi kita harus pandai membentenginya. 2. orang yang tidak taat kepada Allah swt karena kurangnya muraqobah kepadaNya dan kelalaian manusia sehingga tidak bisa membedakan antara yang hak dan yang batil namun yang sangat disayangkan ada diantara kita yang mengetahui kebaikan dan hikmah-hikmah sifat saling menghargai malah ia lalaikan begitu saja bahkan ia menghiasi akhlaknya dengan perbuatan yang jelek sehingga membuat dirinya hina dihadapan orang lain sebagaimana firman Allah swt yang artinya “maka Allah tidak akan mendhalimi mereka melainkan mereka sendiri yang mendhalimi diri mereka sendiri” bahkan ada yang beranggapan perbuatan yang jelek seperti tidak menghargai orang lain merupakan kewajiban yang baik dalam kehidupan sehari-hari dan ia memandang ini merupakan kemuliaan yang mengangkat derajatnya diantara orang lain. Na’uzubillahi min jalik. 3. orang-orang yang suka show dihadapan orang lain biar dibilang hebat atau biar dibilang kuat sehingga merasakan kepuasan nafsu karena dapat mengejek si fulan Nastaghfirullah hal’ajim.dan yang ke 4. kemalasan yang dipupuk didalam diri kita sehingga mengkibatkan tersinggungnya orang disekitar kita.
Maka dari itu penulis mengajak diri pribadi dan para pembaca dengan beberapa cara agar kita bisa saling menghargai antara sesama muslim khususnya antara warga IKRH diantaranya yaitu 1. sayangilah orang lain seperti kita menyayangi diri kita sendiri sebagaimana sabda rasulullah saw “al-mukminu yuhibbu liakhihi mâ yuhibbu linafsihi” yang artinya orang mukmin mencintai sudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri. 2. memperbaiki akhlak dengan mengutamakan muraqabah kepada Allah 3. melatih diri dan hati agar sering menghargai dan menghormati orang lain dengan berzikir dan sealau menganggap orang lain lebih baik dari kita sehingga terbiasa dikemudian hari untuk berbuat kebaikan.

Ketahuilah wahai sahabat-sahabat dan saudara-saudaraku bahwasanya semua manusia sangat bodoh dan kabur tidak kelihatan dengan ‘aib-‘aib dirinya sendiri maka apabila seseorang yang berusaha untuk meniggalkan maksiat dan mengutamakan saling menghargai diantara umat islam khususnya warga IKRH maka ia telah memilki akhlak yang mulia sebagaimana sabda rasulullah “lâ yahillu limukminin ayyusyira ila akhihi binadhrotin tukjihi” yang artinya tidak dibolehkan bagi seorang mukmin ketika menunjuk kepada saudaranya dengan penglihatan yang menyakitkan” oleh karena itu ketahuilah sesungguhnya husnul khulqi adalah merupakan iman, sedangkan suul khulqi adalah kemunafikan. Dan Menghindari lebih baik daripada pengobatan “al-’ilaju khairum minatdai” Wallahuwa’lam bisshawab. Waslm..[Rh]

Tinta MERAH Buat Ayah

Semenjak kehadiran duta besar republik Indonesia untuk mesir, kita sebagai masisir belum merasakan ayoman yang mereka berikan kepada kita bahkan mereka hanya membuat kita sebagai bahan politik dihadapan presiden republik Indonesia dan masyarakat indonesia, yang sangat disayangkan dari mulai acara yang mewah sampai ke sederhana belum ada yang berhasil dihadapan kita. Padahal sebelum kehadiran beliau kita selalu mendoakan agar ayah yang baru sebagai duta besar masisir selalu mengayomi kita bukan mempolitikkan kita.
Kita ambil contoh seperti acara lokakarya, ini merupakan acara yang sangat mewah dikalangan pejabat apalagi dikalangan kita, yang menjadi pertanyaan bagi penulis dan sahabat yang pro bahwasanya ada apa dengan KBRI mesir mengundang stack holder dan para tokoh-tokoh yang diakui oleh masyarakat Indonesia untuk membahas tentang kita?. Kenapa mesti mereka yang diundang ? padahal dari mereka tak ada yang alumni dari timur tengah. Adakah nelayan mengetahui tentang dunia elektronik?” adakah petani mengetahui dunia kampus ?” kalaupun ada ini merupakan hal yang sangat jarang kita temui, perlu kita tanamkan sebuah pepatah yang berbunyi “likulli maqamun maqolun wa likulli maqolin maqomun” berapa banyak biaya yang mereka habiskan hanya untuk acara yang hura-hura ini? Alangkah lebih bagusnya mereka infaqkan kepada yang berhak dari pada mubajjir hanya mencari nama dimata manusia. Yang perlu digaris bawahi adalah kenapa pihak KBRI mengadakan acara ini sebelum ujian ? apakah karena takut diliputi oleh media masa masisir atau karena mencari keuntungan sepihak ? jadi sebenarnya apasih bukti konkrit dari acara itu ?” kalau tidak ada kenapa kita diam saja sebagai masisir, tercengang melihat mereka tersenyum diatas kursi yang mewah.
Seiring dengan slogan ayah kita (Duta Besar republik Indonesia ) berprestasi dengan predikat mumtaz 30% dan 90% najah, adakah mereka memberi jalan untuk menuju itu semua ?. bahkan yang sangat disayangkan lagi dalam acara riset penelitian barat dan timur tengahpun salah satu dari mereka tidak hadir, ada apa dengan ayah kita apakah doa yang selama ini kita lantunkan belum dirasakan, apakah kepercayaan masyarakat dan mentri luar negeri hanya sebagai angin lewat? Perlu diketahui bahwasanya ayah kita justru menghadiri acara MUCAB NU padahal konon katanya acara riset adalah salah satu follow up dari acara lokakarya, kemudian acara malam anugrah yang diadakan PPMI mereka malah sibuk mengurusi kehadiran KPK tak seorangpun yang hadir menampakkan wajah dihadapan masisir, padahal dalam acara ini para muhsinin-muhsinin dari mesir dan belanda hadir. Kemanakah engkau ayah kami rindu kehadiranmu, kenapa tak diucapkan terima kasih kepada mereka agar mereka legah dan merasa dihargai?. Ayah tidakkah engkau ketahui akan pengorbanan mereka kepada anak-anakmu masisir dan jasa mereka tak terhitungkan.
Dalam pemberian dana pendidikan mereka justru pilah-pilih anak kandung atau anak tiri, coba kita bayangkan jelas-jelas menteri keuangan Sri Mulyati mengumumkan bahwasnya dana pendidikan dinaikkan, justru disini tak jelas kemana dana pendidikan mereka salurkan, kesedekahkah atau ke ……. ? yang menjadi keprihatinan adalah organisasi-organisasi yang tidak mempunyai orang dalam yang bekerja di KBRI sehingga mereka untuk mengembangkan organisasi tersebut harus rela berkorban dari uang jajan mereka. Ya ilahi fastakhfir lahum.
Mari kita lihat lagi kegiatan Indonesian game/ Pekan Raya Masisir (PERMASI) mereka menganggap sepelah dengan hal ini bahkan memandang sebelah mata, padahal didalam syair arab “al ‘aqlus salim fil jismis salim” mereka mengadakan hanya beberapa cabang saja itupun dengan dana yang kurang maksimal dicurahkan kepanitia.dengan alasan takutnya ada perselisihan lagi diantara masisir, seharusnya kita bukan harus menghindar dari kekurangan ayah akantetapi bagaimana solusinya agar perselisihan itu tidak terjadi lagi yaitu dengan membuat lomba bola antar almamater jikalau takut terjadi perselisihan. Perselisihan bukanlah alasan yang pas diberikan kepada masisir tapi kehausanlah yang menjadi alasan agar dana dapat ditabungkan ke………….?
Wahai ayah yang kami cintai tulisan ini bukanlah mengucilkan pengurus KBRI tapi ini merupakan obat bagimu jika ayah mau menelannya. karena perlu ayah ketahui berapa banyak masisir yang makannya hanya sehari bahkan ada yang tak menyentuh sebutir nasikpun digantikan dengan puasa, ayah tidakkah kau ketahui kelaparan mereka adalah tanggungjawabmu karena kami takut jika engkau dahulu yang dimasukkan keneraka maka amat sangat berdosalah kami yang tidak menegurmu. Ayah walau bagaimanapun engkau tetap ayah kami tapi kami mau ayah jujur kepada kami agar doa kamipun menerangi hatimu.
Ayah kami tidak mengharapkan sepersen uangpun dari mu tapi yang kami harapkan adalah ayomanmu sebagai ayah dan doronganmu, ayah ikutilah kata hati tapi jangan ikuti bisikan syaitan. La ila ha illallah.[Rh]

*Ketua IKRH Cab Mesir Masa Bakti 2008-2009

A’mâlu Ahli al-Madînah*

Oleh: Mohd. Yusuf Hasibuan

Pendahuluan

Segala puji bagi Allah tuhan sekalian alam, yang telah menerangi hati kita dengan cahaya keimanan dan al-Quran sebagaimana Allh swt menyinari bumi siang dan malam, yang telah memberikan kepada kita ujian yang hanya sebatas kemampuan kita untuk memikulnya, dan mudah-mudahan Allah swt menjadikan kita sebagai orang-orang yang sabar menghadapi semua rintangan yang ada, serta semoga Allah swt menyelamatkan negeri kita dan dunia ini dari fitnah yang ada amin.
Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad saw yang telah berlimpah darah untuk membela islam, dan meminimalisir istirahatnya demi kemaslahatan umat, semoga kita mendapat syafaat beliau amin.
Kapan lagi jikalau bukan sekarang? manakala waktu yang berjalan dengan lancar tak seorangpun yang bisa menahan geraknya bahkan seorang rajapun tak sanggup untuk mengelak darinya, sehingga wajar jikalau ada syair yang mengatakan: bâdir al-Furshah, I’mal Lidunyâka kaannaka ta’îsyu AbadâWa’mal liâkhiratika kaannaka Tamûtu Khadan, dan Al-Waqtu Kassayf Faillam Taqtha’uh Qatha’aka. Karena waktu memaksa kita agar bergerak dan bergerak, lalu sebagai Mahasiswa kita dianjurkan untuk berbuat sebagaimana didalam bahasa arab disebut ‘Amalun.
Pembahasan tentang A’mâlul Ahlil Madînah merupakan pembahasan yang amat rumit khususnya bagi kita yang hanya mempelajari Ushul Fiqh ala mazhab Imam Syafi’I yang berlandaskan: al-Quran, Sunnah, Ijma’, Qiyas, sedangkan Imam Malik mengambil hukum berlandaskan: al-Quran, Sunnah, Ijma’, Qiyas, apabila belum terdapat dikitab ataupun sunnah maka diambil dari A’mâlul Ahlil Madînah yang dilakukan oleh para sahabat yang tinggal dikota madinah, dan Mashâlah Mursalah .

Defenisi

A’mâlun Jama’ dari ‘Amalun yang artinya perbuatan, amalan.
Ahlun adalah kerabat, keluarga, famili.
Madinah adalah kota yang berada di negara Saudi Arabia berada di hijaz sebelah utara kota makkah, orang-orang kafir menamakannya yasrib, tempat memimpinnya para khulafâu ar-Rasyidin setelah wafatnya Rasulullah saw yaitu pada masa Abu Bakar as-Shiddik, Umar Bin Khattab, dan pada masa Usman Bin Afwan, tepatnya pada tahun 10 H/632 M,
Dan didalam kitab taurat kota madinah mempunyai sebelas nama sebagaimana al-Jubair Bin Bakar mengatakan: Bahwasanya kota madinah mempunyai sebelas nama seperti: Al-Madinah, Tayyibah, Tâbah, Miskînah, Jâbirah, Majbûrah, Marhûmah, al-’Uzharâk, al-Mahabbah, al-Mahbûbah, al-Qôsimah.



Ulama berbeda pendapat tentang Pengertian A’mâlu Ahli al-Madînah,
Pertama ’Amal menurut tujuannya adalah perbuatan yang dikerjakan ahlul madinah dari sunnah-sunnah Rasulullah dengan taukil yang berlanjutan pada masa Rasulullah baik dari segi dalil-dalil maupun pendapat-pendapat.
Kedua makna ‘Amal menurut asalnya yaitu pengambilan sunnah-sunnah dari Rasulullah, mengambil dalil-dalil dan pendapat-pendapat dari para sahabat, dan mengambil dalil-dalil dan pendapat-pendapat dari para tabi’in setelah wafatnya Nabi Muhammad.
ketiga pengertian’Amal menurut bentuk-bentuk dan tingkatan-tingkatannya adalah pengambilan sunnah-sunnah dari Rasulullah, sedangkan menurut Jumhur dalil-dalil yang diambil dari sahabat yang tinggal dimadinah, dan menurut sebagian ulama Malikiyyah dalil-dalil yang diambil dari para sahabat setelah wafatnya Nabi Muhammad.

Menurut Muhammad Bin Rusdi makna ’Amal terbagi menjadi tiga bagian seperti:
1. Perbuatan Naqali.
2. Perbuatan yang sesuai dengan Qiyas dan Ijma’u Ahlil Madînah.
3. Perbuatan sesuai Ijtihadu Ahlil Madînah akantetapi hanya sampai pada masa sahabat, kalau seandainya setelah masa sahabat maka perbuatan itu sebagai perbuatan yang dibuat-buat.
Menurut Ibnu Taimiyyah makna ’Amal terdiri dari empat macam yaitu:
1. Perbuatan yang kerjakan sesuai dengan sunnah Rasulullah
2. Perbuatan yang dilaksanakan sesuai dengan para sahabat dikota madinah (Khulafaur Rasyidin) karena sebelum terbunuhnya usaman bin affan imam Imam Malik Mengambil A’mâlu Ahlil Madînah sebagai hujjah , Yunus Bin Abdul A’la mengatakan (apabila para sahabat yang tinggal dikota madinah berpendapat maka tak ada keraguan kecuali kebenaran)
4. Apabila terjadi satu permasalahan memiliki dua dalil seperti dua hadist atau dua qiyas, maka yang lebih kuat adalah perkataan Ahlul Madînah.
5. Perbuatan yang sesuai dengan ijma’ para Tabi’in dan Tabi’ Tabi’in yang berada di kota madinah.
Menurut Ibnu Qoyyim makna A’mal terbagi dua macam
1. Perbuatan yang diambil dengan cara periwayatan dan pemindahan
A) Perbuatan yang sesuai dengan Syari’at Rasulullah baik dari segi perkataan, perbuatan, maupun ketentuan beliau.
B) perbuatan yang diambil secara ijtihâd dan istimbâd yaitu perbuatan para sahabat, dan tidak menjadikan A’mal Mutaakhir sebagai hujjah seperti mengaharamkan susu kuda jantan.
C) Perbuatan yang sesuai dengan Perbuatan para tabi’in yang tinggal dikota madinah.
D) Perbuatan yang sesuai dengan tempat, waktu, dan keadaan orang-orang madinah.
2. Perbuatan secara Ijtihâd dan Istimbâd
A) Perbuatan yang dilakukan sesuai dengan Ijtihad dan Istimbad pada masa Rasulullah.
B) Perbuatan yang sesuai dengan Ijtihad dan Istimbad Pada masa sahabat dan Tabi’in.
Menurut al-Qâdhî ’Iyâdh membagikan A’mal menjadi dua bagian
1. Perbuatan yang sesuai atau tak ada pertentangan baik secara periwayatan maupun secara ijtihad pada masa Rasulullah
2. Apabila terjadi khabar yang bertentangan, maka perbuatan yang akan dilaksanakan amat lemah maka sangat perlu mengambil Perbuatan para sahabat dan Mutaakhir yang tidak bertentangan dengan sunnah.


Hujjiyah A’mâlul Ahlil Madînah
1. Dalil dari al-Quran;
A. Firman Allah Swt. yang berbunyi: “Wa as-Sâbiqûna al-Awwalûna Min al-Muhajirin wa al-Anshâri wa al-Ladzîna it-Taba’û Hum Biihsânir Radhiya Allâhu ‘Anhum Wa Radhû ‘Anhu Wa A’adda lahum Jannâtin Tajrî Tahtiha al-Anhâr Khalidîna Fihâ Abadâ.” yang artinya: “orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk islam) diantara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan kepada bagi mereka syurga-syurga yang mengalir sungai-sungai didalamnya; mereka kekal didalamnya selama-lamanya”
B. Firman Allah Swt. yang artinya: “sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku, yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik diantaranya(mendengarkan ajaran-ajaran al-Quran) mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal”
1. Dalil dari sunah;
A. Rasulullah saw Bersabda yang artinya: “Hendaknya kamu mengikuti sunnah-Ku dan sunnah Khulafau ar-Rasyidin sesudah aku”
B. Rasulullah saw Bersabda yang artinya: “Ikutilah orang-orang setelah-Ku Abu Bakar dan Umar”
C. Rasulullah saw Bersabda yang artinya: “Sesungguhnya para sahabat(yang tinggal dikota madinah) telah menyaksikan wahyu maka merekalah yang lebih mengetahui dari pada sahabat laninya(yang tidak tinggal dikota madinah)”

Macam-macam A’mâlul Ahlil Madînah dan contohnya

a. Perbuatan dari segi Naqli Seperti:
A. zakat apel dan buah-buahan Mu’azh Bin Jabal berkata bahwasnya Rasulullah saw Bersabda yang artinya: “apabila sawah yang dialiri air hujan maka ia mengeluarkan zakat sepersepuluh” gandum, jahe harus mengeluarkan zakat sedangkan mentimun, melon, semangka, delima dan tebu tidak diwajibkan mengeluarkan zakatnya, Hasan Bin ’Imarah meriwayatkan bahwasanya Muâzh Bin Jabal bertanya kepada Rasulullah tentang zakat buah-buahan maka Rasulullah menjawab (maka tidak ada zakat baginya) menurut Abu Musa bahwasanya hadist yang diriwayatkan Hasan adalah hadist mursal. Maka diradh kembali oleh al-Lais dari ayat al-Quran yang artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka” dan Allah swt berfirman: “Hai orang-orang yang beriman nafkahkanlah (dijalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang kami keluarkan dari bumi untuk kamu”
B. memerdekakan hamba cahaya, akantetapi didalam hal ini masih banyak keraguan didalamnya karena ahlul madînah sendiri mengingkarinya.
b. Perbuatan dari segi Istidlal
seperti: sujud tilawah, syukur, syahwi dll kecuali sujud shad, haji yang kedua, an-Najmu, Izhas Samâu Inksyaqqa, dan sujud iqrak semua ini masih ikhtilaf menurut ahlul madinâh mereka menolak sujud yang lima diatas.
c. Perbuatan dari segi istilah
Seperti: A. Meminjamkan binatang tidak apa-apa asalkan dikembalikan dalam keadaan seperti semula akantetapi menurut ahlul madinâh tidak boleh karena ditakutkan akan terjadi kerusakan dan pertikaian jikalau hewannya melahirkan.
4. Perbuatan yang sesuai dengan Ijtihad dan Istimbad.
Seperti: A. Ketika Imam Malik mengumandangkan azan fazar setelah itu datanglah Abu Yusuf dan mengatakan kenapa engkau lakukan hal ini wahai Imam Malik, kemudian Imam Malik menjawab: subhânallah, ketahuilah bahwasanya perbuatan ini adalah hal yang sangat mulia karena semenjak zaman Rasulullah masih memimpin kita hingga zaman sekarang tidak seorangpun yang berani untuk mencegah amalan ini.

Keunggulan kota madinah dari tempat-tempat yang lainnya

1. Allah swt telah memilih kota madinah sebagai tempat diturunkannya ayat al-Quran dan syari’at islam, (baca: sejarah Rasul hijrah kemadinah)
2. setelah Rasulullah wafat banyak para sahabat yang tinggal di madinah dari pada kota lain. di madinah 150 orang, sedangkan para sahabat yang tinggal di mekah berjumlah 50 orang, para sahabat yang tinggal di irak berjumlah 105 orang, 50 orang berada di bashrah dan 55 orang berada di kufah, dan para sahabat yang tinggal di syam 50 orang begitu juga dengan kota mesir, yaman dan khurasan.
3. Rasulullah saw bersabda: Mâ baina baytî wâ mimbarî raudhatun min riyâdhil al-Jannah, yang artinya terdapat sebuah taman dari syurga diantara rumahku dan mimbarku,yaitu kota madinah. Dan Rasulullah Bersabda: Shalatun Fi Masjidi Haja Khairum Min Alfa Shalatin illa al-Masjid al-haram(H.R. Muttafaqun ‘Alaih), yang artinya Shalat dimesjid nabawi lebih baik dari seribu shalat dimesjid lain kecuali mesjidil haram,
4. Syaikh Muhammad Habibullah asy-Syanqithi mengatakan dalam syairnya: Washafahu Bi’âlami al-Madînah Fîhi Min al-Fawâidi as-Samaniyyah , yang artinya Imam Malik memuji kota madinah karena didalamnya terdapat faedah-faedah yang sangat berlian.
5. dikota Madinah terdapat mesjid Quba atau Taqwa yang memiliki keistimewaan karena mesjid ini yang pertama kali didirikan oleh Rasulullah meskipun orang-orang munafiq mendirikan mesjid ad-dharrâk , dan Allah swt Berfirman: Lâ Taqum Fîhi lamasjidun ussisa ‘Ala at-taqwa min awwali yawmin Ahaqqu An Taqûmu Fîhi Rijâlul Yuhibbûna An YatathaHHarû) yang artinya: Janganlah kamu sembahyang dalam mesjid itu selama-lamnya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar taqwa(Mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu bersembahyang didalamnya. Didalamnya ada orang-orang yang membersihkan diri.
6. Aisyah R.a. berkata: seluruh Negara dikuasai dengan pedang sedangkan kota madinah dibuka hanya dengan al-Quran.

Perbedaan pendapat tentang A’mâl Ahli al-Madînah sebagai Ijma’, Ijtihad.

Ibnu Hajm mengatakan :A’mâlu Ahlil Madînah sebagai Ijma’, baik digunakan sebagai alasan dari segi Naqal maupun dari segi Ijtihâd
Imam al-Bazdawî berpendapat : apabila para sahabat dimadinah berijma’ maka tak ada pertentangan dari manapun.
Imam al-Musawwadah menyampaikan tentang A’mâlu Ahlil Madînah : apabila Ahlul Madînah bersepakat tentang sesuatu, maka ia sebagai ijma’ maqthu’ walaupun ada pertentangan dari ulama yang lain.

Adapun alasan mereka tentang ijma’ ahlil madînah sebagai ijma’ umat adalah sebagai berikut

1.Rasulullah saw bersabda yang artinya (aku telah diperintahkan Allah untuk berhijrah ke sebuah kampung yang sangat mulia, orang-orang munafiq menamakannya yasrib akan tetapi ia adalah kota madinah yang menyingkirkan perbuatan yang jelek-jelek, sebagaimana tukang besi menghilangkan kotoran besi)
Dan Rasulullah saw bersabda yang artinya (sesungguhnya iman akan kembali ke kota madinah sebagaimana ular akan kembali kesarangnya)
Dan Rasulullah saw bersabda yang artinya (barang siapa yang ingin menghancurkan kota madinah maka Allah akan menyiksanya sebagaimana mencairnya garam didalam air)
2. Sesungguhnya kota madinah adalah tempat berhijrahnya rasulullah, tempat kuburan rasulullah, tempat diturunkannya wahyu, tempat bermusyawarahnya sahabat-sahabat, tempat menyebar luasnya agama islam, tempat berkembangnya ilmu pengetahuan sekaligus sumbernya, dan tak akan melencang dari kebenaran segala sesuatu yang mereka (ahlul madînah) sepakati bersama.
3. sesungguhnya ahlul madînah telah menyaksikan wahyu diturunkan, mereka telah mendengar takwil dan tafsir al-Quran, dan mereka lebih mengetahui tentang keadaan Rasullah saw, maka tak ada lagi kekhawatiran dari mereka.
4. sesungguhnya ahlul madînah telah menyaksikan akhir perbuatan dan perkataan Rasulullah, mereka telah mengetahui apa saja yang di hapus dan apa saja yang belum dihapus.
5. Bagi para sahabat apabila meninggalkan kota madinah kemudian mereka berijma’ maka dianjurkan untuk menanyakannya kembali ke kota madinah, apabila terjadi perbedaan dalam berijma’maka ia harus membatalkan ijma’nya, seperti Ibun Mas’ud
6. sesungguhnya periwayatan ahlul madînah lebih didahulukan dari periwayatan yang lainnya.
7. bahwasanya ahlul madînah tidak pernah menyembunyikan satu hukumpun dari nabi Muhammad saw karena kebanyakan sahabat yang tinggal diluar kota madinah menyembunyikan sebagian hukum seperti mereka tidak menerima sebuah ijma’ kecuali ijma’ itu rajah.

Jumhur ulama meradh pendapat-pendapat diatas

1. bahwasanya hadist diatas secara jelas merangkan tentang kemuliaan kota madinah, bukan menerangkan tentang ijma’ ahlul madînah, bukan menjelaskan ijma’ ahlul madînah sebagai kiblat sehingga mengenyampingkan ijma’ ulama-ulama yang lain, sesungguhnya A’mâlu ahlil madînah tidak bisa dijadikan dasar sebagai pengambilan hukum.
2. Dengan berhijrahnya Rasulullah ke kota madinah dan sebagai tempat turunnya wahyu, tidak bisa dijadikan sandaran hukum karena kota mekah juga mempunyai keistimewaan seperti terjadinya Isra’ dan Mi’raj dan turunnya wahyu akantetapi tempat ini tidak dijadikan sebagai pusat sandaran hukum baik ijma’ maupun ijtihad.
3. Sedangkan penyaksian mereka tentang turunnya wahyu Allah swt dan mengetahui segala yang dinasikh dan yang belum dinasikh, sesungguh mereka berpencar keseluruh penjuru dunia seperti mesir, Baghdad dll.
4. Tentang penyaksian mereka terhadap akhir perbuatan dan perkataan Rasulullah,maka sesungguhnya para sahabat yang bukan tinggal dikota madinah juga pernah mendengar dan melihat perbuatan Rasulullah, maka kedudukan mereka sama sehingga A’mâlu Ahlil Madînah tidak bisa diterima sebagai salah satu pondasi hukum.
5. Mereka mengatakan bahwasanya para sahabat yang tidak bermukim dikota madinah maka tidak boleh berijma’ kecuali merujuk kemadinah maka perkataan ini adalah bâthil.
6. Masalah periwayatan ahlul madinah lebih di utamakan, ini adalah alasan yang tanpa landasan karena riwayat dasarnya adalah orang-orang yang mendengar, kalau seandainya mereka beralasan bahwasanya kebanyakan riwayat yang paling kuat adalah ahli madinah karena mereka dekat dengan Rasulullah, maka kekuatan sebuah riwayat bukan dilihat dari jarak dan tempat.
7. Bahwasanya ahlul madînah tidak menyembunyikan hukum dari Rasulullah, sedangkan para sahabat yang tidak bermukim dimadinah ada sebagian hukum yang mereka sembunyikan, masalah penyembunyian bisa juga terjadi dimadinah, hal ini mungkin bisa terjadi dimana saja karena manusia adalah Makânun Nisyan, dan terjadi karena kekhilafan.

Kebanyakan ‘ulamâu al-Ushûliyyin selain Imam Malik bahwasanya A’mâlul Ahlil Madînah dikatakan hanya sebagai Ijma’ dan mereka menentang pendapat Imam Malik tentan Ijma’ Ahlil Madînah sebagai Ijma’ umat, bahkan mereka menentang bahwasanya Ijma’Ahlul Madînah sebagai hujjah sepanjang masa tidak membatasinya hanya sampai pada masa tabi’in, maka pendapat Imam Malik Adalah pendapat yang keliru bahkan fâsid karena Ijma’ itu harus disepakati terlebih dahulu oleh para ulama, sedangkan Ahlul Madînah hanya sebagian ulama dan orang-orang yang bermukim dikota madinah tidak semuanya orang mukmin, Ijma’ itu kesepakatan Mujtahid atas sebuah masalah yang belum terdapat didalam al-Quran dan Sunnah sedangkan kesepakatan Ahlul Madînah tidak bisa dikatakan kesepakatan semua mujtahid diseluruh dunia karena didaerah lain juga terdapat ulama, seperti mesir, dan kufah, Ijtihad Ahlil Madînah hanya bisa dijadikan sebagai hujjah bagi orang-orang mukmin yang tinggal dikota madinah, kemudian apabila ulama yang berIjtihad pendah atau berhijrah kekota lain maka apa yang akan terjadi? Oleh karena itu Ijma’ Ahlil Madînah tidak bisa dijadikan sebagai hujjah.
Menurut Imam al-Amdî mengatakan bahwasanya Ijma’ salah seorang sahabat Ahlul Madînah tidak bisa dijadikan sebagai hujjah akantetapi kalau Ijma’ lebih dari satu orang sahabat atau lebih banyak boleh dijadikan sebagai hujjah tapi masih banyak perselisihan didalamnya.

Epilog

‘Ulamâu al-Ushûliyyin lil-Malikiyyah berkata: Ketahuilah Hamba Allah yang dimuliakanNya, sesungguhnya terjadi perselisihan pendapat karena mereka berbicara tidak pada tujuannya, dan ada sebagian ulama usûliyyin yang belum mentahqiq kembali majhab kami, bahkan ada yang belum mendalami majhab kami, mereka beranggapan bahwasanya Imam Malik tidak menerima ijma’ kecuali ijma’ Ahlil Madînah, padahal perkataan ini tak pernah ia katakannya dan tak seorangpun dari sahabatnya mengatakan seperti itu, akantetapi hanya pengkhususan saja untuk mengikuti sunnah Khulafâ ar-Rasyidîn sehingga mereka selalu menyalahkan pendapat kami tentang A’mâlul Ahlil Madînah sebagai sandaran, perkiraan mereka amat keliru bahkan salah.
Meskipun A’mâlul Ahlil Madînah sangat jarang didapati, kita harus mengetahuinya dengan mempelajarinya karena an-Nâsu a’dâu Mâ Jahilu, apalagi kita yang notebennya sebagai Mahasiswa Al-Azhar, A’mâlul Ahlil Madînah bukanlah sebuah landasan agama islam yang baru dibuat akantetapi sudah berabad-abad, tapi ia sangat populer dikalangan Malikiyyah saja dan dikesampingkan oleh mazhab-mazhab lainnya, Wallahu ‘alamu bi ash Shawâb. Wa Ilahi Turja’u al Umûr.


Daftar Pustaka
1) Al-Quran dan Terjemahannya, CV. Toha Putra Semarang, 1989
2) Ahmad Bin Ali Bin Hajar al-Asqalani, Fathu al-Bârî, Tahqiq Muhammad Fuad Abdul Bani, Dâr at-Taqwâ, ‘Ain Syams-Mesir, Cet.III, 1421H/2000M.
3) Dr. Muhammad al-Madani Busan, Al-Masâilu al-Latî Banâ Hâ al-Imam Malik ’Al â Amali Ahli al-Madînah, Dâr al-Buhûst Liddirâsât al-IslamiyyahWa Ihyâu at-Turats, Dubai, Cet. I, 1421H/2000M.
4) Prof. Dr. Ahmad Muhammad Nur Saif, Majmû’atu ‘Amali Ahli al-Madînah Bayna Musthalâhat Mâlik Wa Arâi al-Ushûliyyin, Dâr al-Buhûst Liddirâsât al-IslamiyyahWa Ihyâu at-Turats, Dubai, Cet. III, 1423H/2002M.
5) Dr. Adil Muhammad Shalah Abu al-Ala, Khashâishu as-Suar Wa al-ayâti al-Madînah, Dâr al-Qiblah Lissyaqafah al-islamiyyah, Jeddah, Cet. I, 1420H/1999M.
6) Al-Imam Husen Rasyid al-maliki, Lubâbu al-Mahshul Fî ’Ilmi al-Ushûl, Tahqiq Muhammad Khazali Umar Jabi, Dâr al-Buhûst Liddirâsât al-IslamiyyahWa Ihyâu at-Turats, Beirut, Cet. I, 1424H/2001M.
7) Al-Imam al-Hafidz Jalaluddin as-Suyuthi, Al-Itqân Fî ’Ulûmi al-Quran, Tahqiq Hamid Bin Ahmad at-Thahir al-Basuni, Dâr al-Fajar Litturats, Cet. I, Mesir, 1427H/2007M.
8) Dr. Muhammad Bin Alwi Bin Abbad al-Maliki al-Husni, Imam Dâr al-Hijrah Mâlik Bin Anas R.a, Dâr al-Azhar Majma’ al-Buhûst al-Islamiyyah, Cet. IV, 1401H/1981M.





















Contoh berijma’kembalinya ke kota madinah, ini disebabkan ketika itu yang menjadi khlaifah adalah umar maka dianjurkan untuk menanyakannya kembali kepada umar dalam hal ibnu mas’ud
Contoh mendahulukan berijma’ orang madinah
Sya’un= sha’ menurut selain ulama hanafiyah = 2172 gram
Tharbun = jenis
Maratibun=kedudukan
Muddun =0,687 liter =543 gram menurut syafiiyyah+malikiyyah+hanabilah
Masa sahabat sampai zaman siapa
Alasan imam safii tentang penentangan mereka